30 Maret 1950: Pengambilan pertama film 'Darah dan Doa' yang diabadikan menjadi Hari Perfilman Nasional
Peristiwa 30 Maret yang diperingati sebagai Hari Perfilman Nasional diambil dari tanggal hari pertama pengambilan gambar film 'Darah dan Doa' yang menjadi film lokal pertama yang mencirikan Indonesia.
Tangkapan layar adegan film Darah dan Doa (The Long March) (1950) (https://bit.ly/3uAJavW)Elshinta.com - Peristiwa 30 Maret yang diperingati sebagai Hari Perfilman Nasional diambil dari tanggal hari pertama pengambilan gambar film "Darah dan Doa" yang menjadi film lokal pertama yang mencirikan Indonesia. Film "Darah dan Doa" yang disutradarai oleh Usmar Ismail ini diambil pada 30 Maret 1950. Film ini juga disebut sebagai karya film pertama yang dibuat oleh orang Indonesia asli.
Dalam proses produksinya, film "Darah dan Doa" diagram oleh Usmar Ismail dengan perusahaan filmnya sendiri, yaitu Perfini (Perusahaan Film Indonesia). Sebelum membangun rumah produksi filmnya sendiri, Usmar Ismail sempat berkerja di perusahaan film Belanda. Karena merasa tidak cocok dengan sistem perfilman yang diterapkan pada perusahaan tersebut, kemudian Usmar Ismail memutuskan untuk keluar dan membuat rumah produksinya sendiri.
Setelah film "Darah dan Doa" diproduksi, kemudian pada 11 Oktober 1962 Dewan Film Nasional dan organisasi perfilman sepakat menetapkan tanggal 30 Maret 1950 sebagai Hari Film Nasional. Dengan ditetapkannya tanggal ini, masyarakat bisa mempelajari peristiwa penting dalam perjalanan industri film di Indonesia.
Sumber: merdeka.com




