Aceh pintu masuk utama narkoba jaringan internasional
Tingginya Kasus penyebaran dan masuknya narkoba jaringan internasional ke Indonesia melalui Aceh, dikarenakan letak Propinsi Aceh sangat strategis sebagai pintu masuk narkoba ke Indonesia.

Elshinta.com - Tingginya Kasus penyebaran dan masuknya narkoba jaringan internasional ke Indonesia melalui Aceh, dikarenakan letak Propinsi Aceh sangat strategis sebagai pintu masuk narkoba ke Indonesia. Hal ini dikatakan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Bea Cukai Kepulauan Riau, Akhmad Rofiq di Mapolda Aceh.
“Aceh merupakan pintu gerbang masuknya narkoba dari negara-negara luar seperti Thailand, Kamboja, Malaysia hingga Singapura, karena jaraknya dekat, sehingga tidak perlu biaya besar,” kata Ahmad Roqif seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Fitri Juliana, Kamis (31/3).
Ahmad Roqif hadir di Banda Aceh, dalam rangka menerima penghargaan dari Kapolda Aceh, Irjen Pol Ahmad Haydar, karena timnya telah beberapa kali berhasil menggagalkan penyeludupan Narkoba yang masuk melalui perairan Aceh.
Salah satunyanya dalam pengungkapan kasus 357,9 kg Sabu-sabu, 206.638 butir pilekstasi serta 19.859 butir pil happy Five yang dimusnahkan di Polda Aceh Selasa (29/3).
Namun begitu menurut Akhmad Rofiq tidak hanya Aceh, tetapi juga di sepanjang pesisir Selat Malaka juga bisa menjadi pintu masuknya narkoba ke Indonesia.
“Biasanya mereka para bandar narkoba ini memanfaatkan waktu-waktu libur dan kelengahan petugas untuk menyeludupkan narkoba ke Indonesia. Maka dari itu Bea Cukai setiap hari melakukan patroli di Selat Malaka, dan Selat Singapura, guna mencegah masuknya narkoba dan barang ilegal lainnya ke Indonesia,” jelas Rofiq.
Untuk mendukung sistem kerja tersebut, Bea Cukai Riau memiliki 40 kapal patrol yang setiap harinya melakukan pengawasan dan penyisiran dari Aceh, Lampung hingga perairan Natuna Kalbar. Petugas kami tidak megenal hari libur. Setiap hari berpatroli mencegah masuknya barang haram tersebut ke Indonesia.
Kepal Bea Cukai Riau ini juga mengatakan, kerjasama (sinergisitas) Polri dengan Bea dan cukai sudah berlangsung lama dalam mencegah masuknya narkoba ke Indonesia khususnya Aceh. Apalagi saat Aceh sudah dijadikan sebagai pintu masuk penyeludupan barang terlarang tersebut. Oleh sebab itu kantor Wilayah Direktorat Jendral Bea Cukai kepulauan Riau terus meningkatkan sinergi dengan Polda Aceh untuk penanganan hal tersebut.
“Kami siap mendukung apapun yang dibutuhkan Polda Aceh dan polda wilayah lainnya disepanjang selat Malaka dalam hal pembrantasan narkoba dan penyeludupan barang-barang ilegal karena ini adalah tugas dan tanggungjawab kita bersama,” tegas Akmad Rofiq.