Bulog salurkan kedelai ke Kopti atasi mahalnya harga kedelai
Pemerintah melalui Perum Bulog membantu pengrajin tahu dan tempe dengan menyalurkan kedelai dengan selisih harga Rp1.000 per kilogramnya dari harga pasar.

Elshinta.com - Pemerintah melalui Perum Bulog membantu pengrajin tahu dan tempe dengan menyalurkan kedelai dengan selisih harga Rp1.000 per kilogramnya dari harga pasar. Perum Bulog selama 4 bulan ke depan akan menyaurkan kedelai sebanyak 800 ribu ton kedelai kepada Kopti.
Hal ini dikatakan Suyamto, Direktur Suplay Change dan Pelayanan Publik (SCPP) Perum Bulog saat mengunjungi Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Salatiga, Jawa Tengah di kantor setempat.
Suyamto melanjutkan, kedelai yang disalurkan ke pengrajin didapat dari lelang importir dengan harga Rp11.200 per kilogramnya mengingat saat ini harga kedelai di pasaran menurut perhitungan Kopti sudah di kisaran Rp11.500 per kilogram.
"Selisih harga Rp300 rupiah ini masih diakumulasikan subsidi dari pemerintah Rp1.000 per kilogram sehingga semuanya berlaku ada selisih harga sebanyak 1.300 rupiah per kilogram. Sesuai keputusan pemerintah penyaluran kedelai akan disalurkan kepada pengrajin tahu dan tempe yang tergabung dalam Kopti," jelasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Pranoto, Jumat (22/4).
Pemerintah menyiapkan pagu kedelai dalam sebulan 200 ribu ton atau total keseluruhan sebanyak 800 ribu ton untuk penyaluran kedelai selama 4 bulan ke depan. Sementara itu Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Rafika yang turut dalam kunjungan menyatakan, dengan telah terbentuknya Badan Pangan Nasional diharapkan distribusi, pengendalian harga dan pasokan pangan bisa diambilalih atau dikembalikan ke pemerintah sehingga tidak terjadi lagi mahalnya harga minyak goreng dan kedelai di pasaran. Menurutnya, dalam persoalan minyak goreng pemerintah kalah dengan importir swasta karena minyak goreng dilepas ke pasar.
"Ke depan tentu diharapkan pasar dikembalikan ke pemerintah melalui importir pemerintah. Hal itu bisa terwujud jika regulasinya kuat dan perencanaan yang baik. Perencanaan tata kelola pangan dapat ditangani oleh Bappenas sedangkan pelaksanaanya bisa oleh BUMN salah satunya oleh Perum Bulog dan dibantu oleh pihak pengusaha," ujarnya.
Sutrisno Supriantoro, Ketua Primkopti Jawa Tengah mengatakan, pihaknya akan segera menyalurkan kedelai ke pengrajin tahu dan tempe.
"Kopti mengucapkan banyak terimakasih kepada pemerintah yang telah membantu dalam persoalan atas mahalnya harga kedelai saat ini. Aspirasi kami sudah didengar dan ditindaklanjuti oleh pemerintah," tandasnya.