Top
Begin typing your search above and press return to search.

Balita penderita leukemia di Langkat harapkan uluran tangan 

Rafisqy Evano Abadi (2,5) seorang balita harus berulangkali transfusi darah akibat menderita leukemia sejak didiagnosis lima bulan lalu.

Balita penderita leukemia di Langkat harapkan uluran tangan 
X
Sumber foto: M Salim/elshinta.com.

Elshinta.com - Rafisqy Evano Abadi (2,5) seorang balita harus berulangkali transfusi darah akibat menderita leukemia sejak didiagnosis lima bulan lalu. Terlahir dari keluarga sederhana, Rafisqy sangat membutuhkan uluran tangan para dermawan. Begitu banyak dana diperlukan orang tua Rafisqy untuk pengobatan medis dan alternatif sehingga kekurangan biaya.

Rafisqy terlahir dari pasangan suami istri Heriansyah Abadi dan Lia Pratiwi. Keduanya merupakan warga Dusun V Obyek, Desa Banyumas Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Heri panggilan akrab Heriansyah, berprofesi sebagai tenaga honorer di Pemkab Langkat yang bertugas sebagai security di gedung DPRD Kabupaten Langkat. Penghasilannya dibawah upah minimum regional (UMR), hanya Rp1.250.000 perbulannya. Sedangkan Lia Pratiwi istrinya, hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga.

Saat ini kondisi Rafisqy semakin memperhatikan. Tubuh mungilnya setiap hari kesakitan. Bahkan saat diangkat untuk dimandikan saja, Rafisqy merintih. Matanya yang sayu mengeluarkan air mata, diiringi tangisan kecil dari bibirnya. Sebagai ungkapan rasa sakit luar biasa yang dirasakannya.

"Anak kami selalu berbaring, jika tubuhnya tersentuh langsung kesakitan. Apalagi saat harus dimandikan, meski pelan-pelan mengangkatnya dia tetap saja kesakitan," ujar Heri seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, M Salim, Jumat (22/4).

Sebagai orang tua hati kami sangat tersayat melihatnya. Namun karena kami yakin ini adalah takdir Allah SWT, kami tetap sabar dan ikhlas menjalaninya. Sedihnya lagi, saat melihat anaknya bangun tidur dipagi hari. Mulutnya selalu dipenuhi darah segar. "Hampir setiap pagi istri saya membersihkan mulut anak kami, yang penuh dengan darah," ungkapnya sedih.

Heri mengakui saat ini biaya yang dikeluarkan untuk mengobati anaknya sudah menghabiskan puluhan juta. Ia berupaya menyembuhkan anaknya dengan pengobatan alternatif dan medis dirumah sakit. "Biayanya sudah Rp30 juta lebih, untuk berobat kesana kemari. Namun anak kami belum juga sembuh, jadi masih banyak biaya yang harus dikeluarkan kedepannya," katanya.

Kami sangat mengharapkan bantuan dari para dermawan. Biaya pengobatan selama ini, ia dapatkan selain dari simpanan pribadi dari bantuan saudara, jiran tetangga, rekan kerja, pimpinan ditempat kerja serta berutang kesana kemari. "Kesana kemari nyari biayanya (utang) kami, jadi sekarang banyak utang. Tapi saya tidak mengapa asal anak bisa sembuh. Ada juga bantuan saudara dan teman," ungkapnya lirih.

Saat ini, kata Heri, anaknya tengah dirawat inap di rumah sakit di Kota Binjai mulai 17 April 2022. Sebab memerlukan transfusi darah karena hasil pemeriksaan HB (hemoglobin) hanya 3. "Alhamdulillah perawatan di rumah sakit ini tidak dikenakan biaya karena menggunakan KIS," katanya.

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire