Spektrum - Menggerus hepatitis misterius

Elshinta
Sabtu, 14 Mei 2022 - 12:55 WIB | Editor : Widodo | Sumber : Antara
Spektrum - Menggerus hepatitis misterius
Arsip foto - Sejumlah warga antre untuk memeriksakan kesehatan di salah satu rumah sakit di Jakarta, Selasa (15/2/2022). ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Elshinta.com - Masyarakat baru saja merasakan pelonggaran pembatasan aktivitas menyusul kian terkendalinya kasus COVID-19, namun kini muncul penyakit hepatitis yang belum diketahui asal-usulnya.

Kemunculan penyakit hepatitis misterius itu tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga dilaporkan di sejumlah negara.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan hepatitis akut itu terjadi di 12 negara dengan jumlah laporan mencapai 169 kasus pada 21 April 2022.

WHO kemudian menyebut hepatitis akut itu sebagai wabah penyakit yang menyerang anak-anak yakni dari bayi usia satu bulan hingga di bawah 16 tahun.

DKI Jakarta pun menjadi titik fokus karena ada tiga anak meninggal dunia diduga mengidap hepatitis akut.

Ketiga anak tersebut sempat dirujuk dari rumah sakit daerah di Jakarta Barat dan Jakarta Timur untuk mendapatkan perawatan medis lanjutan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Ketiganya meninggal dalam kurun waktu yang berbeda pada rentang dua pekan terakhir hingga 30 April 2022.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebutkan total ada 14 kasus yang masih kategori diduga terjangkit hepatitis akut di Ibu Kota, termasuk tiga orang anak yang meninggal berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI per Jumat (13/5).

Adapun sebaran 14 kasus diduga hepatitis akut itu yakni di Jakarta Pusat sebanyak tiga kasus, Jakarta Utara (5), Jakarta Barat (1), Jakarta Timur (2).

Sisanya, sebanyak satu orang berada di luar DKI Jakarta namun memiliki kartu identitas Jakarta dan dua kasus lainnya dalam proses verifikasi.

Dokter Puskesmas Kecamatan Sawah Besar memberikan sosialisasi tentang penyakit hepatitis akut di Mangga Dua Selatan, Jumat (13/5/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/pras.

Sedangkan tujuh kasus lain di luar 14 kasus itu diidap oleh orang berusia di atas 16 tahun sehingga tidak masuk kategori yang ditetapkan WHO yakni hepatitis akut yang menyerang anak di bawah usia 16 tahun.

Tak hanya itu, Riza juga menyebutkan ada 24 kasus dengan gejala hepatitis, sehingga belum terkonfirmasi hepatitis akut misterius.

Percepat intervensi
Pemerintah kembali meminta masyarakat untuk tidak lupa menerapkan protokol kesehatan (prokes) karena salah satu penularan hepatitis itu dapat melalui oral atau saluran pencernaan.

Khusus di Ibu Kota, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan bersama Kementerian Kesehatan melakukan pendalaman terhadap hepatitis akut misterius baik kriteria klinis maupun epidemiologi.

Kementerian Kesehatan menyebutkan penelitian terhadap hepatitis akut itu dilakukan melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap.

Upaya itu untuk mengetahui penyebab dan menyimpulkan pola penyakit diduga hepatitis yang belum diketahui penyebabnya selain dengan jenis hepatitis lain mulai dari A hingga E.

Selain penelitian, Dinas Kesehatan DKI juga memperkuat kewaspadaan dini meski pemantauan atau pengawasan terhadap 17 penyakit menular termasuk hepatitis sudah dilakukan sejak 2002 yang dilaporkan setiap rumah sakit atau fasilitas kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti mengatakan temuan penyakit menular termasuk hepatitis yang diterima fasilitas kesehatan akan menjadi bahan investigasi untuk menentukan langkah pengamanan.

Pihaknya juga berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan organisasi profesi untuk penyusunan pedoman dan panduan bagi petugas medis di lapangan.

Pihaknya juga sudah menyosialisasikan kewaspadaan dini kepada kepala rumah sakit dan puskesmas di DKI termasuk tata kelola sesuai standar sementara.

Hidup bersih
Di sisi lain, Dinas Kesehatan DKI meminta masyarakat untuk tidak perlu panik soal kemunculan kasus hepatitis akut asalkan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mencegah penyakit itu.

"Tidak perlu panik tapi selalu PHBS, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, usai BAB (Buang Air Besar) dan saat mau makan," kata Widyastuti.

Tak hanya itu, masyarakat juga harus menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari potensi penyakit.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan secara nasional, jumlah pasien yang meninggal diduga akibat hepatitis akut dilaporkan menjadi lima orang termasuk tiga di DKI Jakarta.

Selain di DKI Jakarta, laporan kasus meninggal diduga hepatitis akut berasal dari Jawa Timur dan Sumatera Barat.

Nadia mengungkapkan gejala yang ditemukan pada para pasien diduga mengidap hepatitis akut adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.

Jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, hingga penurunan kesadaran untuk segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
​​​
Pengawasan ketat
Mengingat hepatitis akut yang menyerang anak-anak sebagai kelompok rentan, maka pengawasan harus lebih ketat terutama untuk kegiatan yang melibatkan anak berusia di bawah 16 tahun misalnya pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Anggota DPRD DKI Idris Ahmad meminta agar PTM yang saat ini berlaku dengan kapasitas 100 persen di Jakarta diawasi dengan ketat karena munculnya kasus dugaan penyakit hepatitis akut.

"Kasus hepatitis akut ini bertambah setiap harinya, kami harus siaga mencegah penularan di sekolah-sekolah yang mengadakan PTM 100 persen," kata Idris.


Arsip foto - Sejumlah pelajar mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di salah satu sekolah dasar di Jakarta Selatan, Selasa (22/3/2022). ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu berharap ada surat edaran kepada kepala sekolah yang berisi langkah-langkah pencegahan dan melakukan evaluasi soal PTM 100 persen.

Selain itu, pengawasan di ruang-ruang publik seperti tempat bermain, mal, penitipan anak dan tempat lain yang berpotensi ada penularan juga penting dilakukan.

Menyikapi hal itu, Pemprov DKI Jakarta masih mengkaji PTM terbatas dilakukan daring mengantisipasi kasus penyakit hepatitis akut.

Pemprov DKI juga masih menunggu kebijakan Pemerintah Pusat soal kelangsungan PTM di tengah kasus penyakit hepatitis akut.

Sebagai gambaran, di DKI Jakarta terdapat lebih dari 10.429 sekolah atau satuan pendidikan di Jakarta yang melaksanakan PTM terbatas.

Sementara itu, wakil rakyat lainnya yakni Wibi Andrino meminta Pemprov DKI berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk memantau kondisi pasien di seluruh fasilitas kesehatan di DKI yang mengarah gejala hepatitis akut.

Ia mendesak Pemprov DKI bergerak cepat dalam mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus misterius itu.

Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD DKI itu juga meminta Dinkes DKI untuk sosialisasi masif terkait beredarnya penyakit tersebut dengan melibatkan pengurus di tingkat wilayah, seperti RT/RW, maupun kader PKK.

Sembari menantikan hasil penelitian untuk mengetahui penyebab hepatitis akut misterius itu, ada baiknya menerapkan perilaku hidup bersih yang pangkalnya untuk menjaga kesehatan.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat diharapkan menjadi salah satu solusi mencegah penularan penyakit tersebut.

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Baca Juga

 
Selama puasa layanan vaksinasi  Covid-19 buka saat Tarhima
Sabtu, 01 April 2023 - 11:34 WIB

Selama puasa layanan vaksinasi  Covid-19 buka saat Tarhima

Elshinta.com, Kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus Jawa Tengah nol kasus meski demikian pelayanan vaks...
Pemkab Langkat serius tekan angka stunting
Sabtu, 01 April 2023 - 09:35 WIB

Pemkab Langkat serius tekan angka stunting

Elshinta.com, Pemerintah Kabupaten Langkat, Sumatera Utara mengikuti penilaian kinerja dalam pencega...
Penanganan polio, Bupati Purwakarta tindaklanjuti arahan Kemenkes
Sabtu, 01 April 2023 - 09:29 WIB

Penanganan polio, Bupati Purwakarta tindaklanjuti arahan Kemenkes

Elshinta.com, Untuk penanganan masalah polio, jajaran Pemkab Purwakarta, Jawa Barat akan menindaklaj...
Dokter kemukakan lima kiat berpuasa bagi penderita jantung
Jumat, 31 Maret 2023 - 17:07 WIB

Dokter kemukakan lima kiat berpuasa bagi penderita jantung

Elshinta.com, Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rio Probo Kaneko mengemukakan lima kiat be...
Estetika gigi penting untuk menjaga penampilan dan kesehatan
Jumat, 31 Maret 2023 - 16:05 WIB

Estetika gigi penting untuk menjaga penampilan dan kesehatan

Elshinta.com, Permasalahan estetika gigi penting tidak hanya untuk menjaga penampilan, tetapi juga u...
Pentingnya memantau komposisi tubuh dan tekanan darah selama puasa
Kamis, 30 Maret 2023 - 22:34 WIB

Pentingnya memantau komposisi tubuh dan tekanan darah selama puasa

Elshinta.com, Dokter spesialis gizi RS Pondok Indah Jakarta dr. Juwalita Surapsari Sp.GK mengatakan ...
Batuk lebih dari dua pekan disarankan konsultasi ke dokter
Kamis, 30 Maret 2023 - 21:33 WIB

Batuk lebih dari dua pekan disarankan konsultasi ke dokter

Elshinta.com, Dokter spesialis paru dari RSUP Persahabatan DR dr Fathiyah Isbaniah, SpP(K), MPd, Ked...
Dinkes DKI pantau perkembangan varian Arcturus lewat genom sequencing
Kamis, 30 Maret 2023 - 21:24 WIB

Dinkes DKI pantau perkembangan varian Arcturus lewat genom sequencing

Elshinta.com, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyatakan terus memantau perkembangan dari varia...
Kasus terkonfirmasi positif COVID-19 bertambah 556 orang pada Kamis
Kamis, 30 Maret 2023 - 20:57 WIB

Kasus terkonfirmasi positif COVID-19 bertambah 556 orang pada Kamis

Elshinta.com, Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan kasus terkonfirmasi COVID-19 ...
Positif COVID-19 saat hamil berisiko gangguan otak pada bayi laki-laki
Kamis, 30 Maret 2023 - 10:17 WIB

Positif COVID-19 saat hamil berisiko gangguan otak pada bayi laki-laki

Elshinta.com, Sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Network Open menemukan bahwa...

InfodariAnda (IdA)