Universitas Brawijaya kukuhkan dua profesor FT dan FTP
Universitas Brawijaya (UB) Malang kembali mengukuhkan dua Profesor, yakni Dr. Eng, Moch. Agus Choiron, ST., MT. dari Fakultas Teknik (FT) Dan Yusuf Hendrawan, STP., M. App. Life Sc., Ph.D dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP).

Elshinta.com - Universitas Brawijaya (UB) Malang kembali mengukuhkan dua Profesor, yakni Dr. Eng, Moch. Agus Choiron, ST., MT. dari Fakultas Teknik (FT) Dan Yusuf Hendrawan, STP., M. App. Life Sc., Ph.D dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP).
“Dua Profesor yang akan dikukuhkan pada Selasa besok (31/5/2022) masing-masing adalah Dr. Eng, Moch. Agus Choiron, ST., MT. dari Fakultas Teknik (FT) Dan Yusuf Hendrawan, STP., M. App. Life Sc., Ph.D dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP),” ujar Kabag Humas dan Ke-arsipan, Kotok Guritno kepada Kontributor Elshinta, El-Aris, Senin (30/5).
Dijelaskan Kotok, Dr. Eng, Moch. Agus Choiron, ST., MT dikukuhkan sebagai Profesor ke-16 dari FT dan ke 165 di UB serta menjadi professor ke-293 dari seluruh professor yang telah dihasilkan oleh UB.
"Sementara Yusuf Hendrawan, STP., M. App. Life Sc., Ph.D dari Fakultas Teknologi Pertanian merupakan professor aktif ke-12 dari FTP dan Professor aktif ke-166 di UB serta menjadi professor ke 294 dari seluruh professor yang dihasilkan oleh UB," ujar Kotok.
Sementara itu Dr. Eng, Moch. Agus Choiron, ST., MT memaparkan orasi ilmiahnya berjudul “Rekayasa Desain Hexagonal Crash Box Untuk Short Crushable Zone Dengan Simulasi Komputer”.
Pada pidato ilmiahnya tersebut ia lebih menyoroti pada perangkat keselamatan pada kendaraan .”Perkembangan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sangat tinggi, khususnya pada segmen mobil penumpang.
“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah mobil penumpang mengalami peningkatan sebesar 6,1% dengan jumlah sebanyak 15.592.419 unit pada tahun 2019 (BPS-Statistic, 2019). Sayangnya peningkatan tersebut berbanding lurus dengan tingginya angka kecelakaan di Indonesia, yang mencapai 116.411 kasus dan cenderung meningkat sebesar 4.87% pada tahun 2019. Perangkat keselamatan kendaraan dengan performa dan tingkat keselamatan yang baik saat terjadi tabrakan sangat dibutuhkan, khususnya arah frontal. Crash box merupakan salah satu perangkat keselamatan pasif yang terletak di antara bumper dan frame yang berfungsi sebagai penyerap energi impak ketika terjadi tabrakan (Gambar 8). Crash box berupa struktur berdinding tipis (thin-walled structure) yang diharapkan mengalami deformasi permanen untuk menyerap energi impak akibat tabrakan,” ungkapnya
Pada pengujian oblique impact test sesuai standar New Car Assesment Program (NCAP) dilakukan dengan cara meletakkan spesimen pada fixed base kemudian impactor ditabrakkan dengan kecepatan 56 km/jam dengan sudut 30o terhadap sumbu spesimen.
Gambar 9 menunjukkan model uji yang telah dimodelkan dengan simulasi computer. Pengembangan desain crash box mulai dari bentuk konvensional dengan desain berpenampang kotak, lingkaran dan hexagonal, dilanjutkan dengan desain yang memodifikasi bentuk dinding crash box , tapered (Choiron et al., 2015), initial fold (Muthusamy et al., 2018)(Choiron et al., 2019) dan origami (Ciampaglia et al., 2021).
Desain crash box ini dikembangkan sebagai upaya merancang penyerap energi yang efisien, dan bentuk deformasi terkontrol serta keseragaman kurva force-displacement sehingga menghasilkan desain dengan efisiensi penyerap energi yang tinggi. Besarnya penyerapan energi dapat dihitung dari luas di bawah kurva force-displacement.
“Kami merumuskan model desain hexagonal crash box untuk short crushable zone yang terdiri dari multi-cell foam filled, multi-cell composite, multi-cell hybrid dan honeycomb filled dengan peningkatan kemampuan penyerapan energi yang signifikan dengan struktur ringan. Model desain crash box ini merupakan pengembangan model hexagonal dengan panjang crash box 120 mm yang dikembangkan dengan simulasi komputer. Pengembangan desain dilakukan dengan mengadopsi Teknik ALD (Analysis Led Design) dan virtual desain yang telah dilakukan secara efektif pada rekayasa desain corrugated metal gasket. Keunggulan pengembangan model dengan simulasi komputer ini adalah mempercepat proses pengembangan produk dengan pengurangan trial and error. Kelemahan dari model desain ini adalah tantangan kompleksitas bentuk desain sehingga diperlukan proses manufaktur yang presisi untuk memproduksi prototypenya,” paparnya.
Sedangkan Yusuf Hendrawan dalam orasi ilmiahny bertema “Pamfaatan Intrlligent Bio-Instrumentatio System ( IBIS)dalam pengembangan pertanian presisi di era revolusi industri 4,0”
Sebagai Guru Besar termuda dalam bidang ilmu sistem kontrol pertanian di Universitas Brawijaya Ia merumuskan metode pengukuran objek hayati khususnya objek pertanian yang dinamakan Intelligent Bio-Instrumentation System (IBIS).
“IBIS merupakan sebuah metode pengukuran objek hayati melalui analisis gambar digital yang didapatkan dari kamera digital. Analisis gambar digital ini menggunakan perangkat lunak berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence). Keunggulan dari IBIS adalah metode pengukuran yang tidak merusak objek pertanian yang diamati (non-invasive sensing), akurat, mudah digunakan, dapat dimanfaatkan dalam sistem kontrol pertanian supaya lebih efektif, alat pengukuran yang lebih murah, dan prosedur pengukuran yang lebih sederhana jika dibandingkan dengan metode pengukuran konvensional. Kelemahan dari metode IBIS yang telah dikembangkan adalah penggunaan kamera dan jenis pencahayaan yang masih sederhana saat pengambilan gambar objek pertanian. Kombinasi antara berbagai jenis kamera cahaya tampak maupun kamera cahaya tidak tampak serta variasi jenis pencahayaan akan dapat meningkatkan kinerja IBIS. Pengembangan IBIS sangat bermanfaat untuk pertanian yang presisi khususnya di era revolusi indutri 4,0,” ungkapnya.
Sistem pertanian presisi erat kaitannya dengan sistem kontrol pertanian yang akurat. Dalam bidang pra-panen, dengan diketahuinya respon tanaman terhadap perubahan lingkungan, maka kita dapat mengontrol kondisi lingkungan tanaman secara optimal sesuai dengan yang diinginkan oleh tanaman. Dalam bidang pasca-panen, dengan diketahuinya karakteristik produk pertanian, maka kita dapat mengontrol kualitas produk pertanian secara optimal. Dengan adanya sistem kontrol pertanian yang efektif dan akurat dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produk pertanian melalui optimalisasi sistem budidaya pertanian dan sistem pengolahan pasca panennya.
“Di era revolusi industri 4,0 telah banyak dikembangkan teknologi berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Penerapan kecerdasan buatan pada bidang pertanian telah terbukti bermanfaat sebagai sistem kontrol pertanian menuju pertanian presisi,” ujarnya.
Pemanfaatan Intelligent Bio-Instrumentation System (IBIS) merupakan solusi pada permasalahan sistem pengukuran objek hayati.
“Pengembangan IBIS ini telah dimulai sejak tahun 2008 yang dimulai dengan penelitian-penelitian yang berfokus pada analisis citra digital untuk produk pertanian dengan menggunakan kamera digital sederhana seperti web camera. Dari sebuah gambar digital, dapat diambil banyak sekali informasi yang bisa digunakan untuk mengkarakterisasi suatu objek hayati khususnya objek pertanian. Metode pertama yang dikembangkan adalah analisa gambar digital menggunakan warna, morfologi / bentuk, dan tekstur permukaan objek. Parameter warna, bentuk, dan tesktur permukaan ini dapat digunakan untuk menjadi alat ukur karakteristik fisik maupun kimia dari objek pertanian. Metode pengukuran menggunakan kamera digital ini dinamakan sebagai metode computer vision, “ jelasnya.