Elshinta.com - Mukhlas Alamsyah seorang dokter hewan gigih melakukan pendampingan dan pengobatan secara medis maupun herbal terhadap ternak sapi yang banyak terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Menurutnya PMK harus cepat penanganan karena mudah menyebar.
Pendampingan dan pengobatan PMK di wilayah Kecamatan Getasan karena wilayah Kecamatan Getasan merupakan sentra peternak susu terbesar di Kabupaten Semarang dan banyak sapi perah yang saat ini terpapar PMK. Ditambahkan Mukhlas, sapi perah yang terpapar PMK tidak bisa mengeluarkan susu sehingga peternak susu merugi.
"Saya datangi peternak sapi perah dari satu dusun ke dusun lain. Terkadang saya dipanggil untuk segera memberi penanganan sapi perah yang terpapar PMK," ujarnya di kediamanya di Desa Polopogo, Kecamatan Getasan seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Pranoto, Minggu (5/6).
Tidak hanya medis namun dia juga mengembangkan ramuan herbal dalam pengobatan PMK. Sedangkan bahan yang dibutuhkan untuk membuat ramuan herbal tersebut adalah gula tetes untuk mengembalikan energi hewan, daun salam untuk mengatasi radang di kaki dan mulut, daun rambutan untuk menurunkan panas, serta daun andong dan kunyit.
“Bahan dicampur dengan air tanah diberi juga bakteri laktobacilus, kemudian dicampur ragi dan didiamkan selama tiga sampai empat hari," imbuhnya.
Mukhlas menambahkan, sejak PMK merebak, dirinya telah menangani sekitar 130-an sapi milik 30 peternak yang ada di 12 dusun. Selain perawatan medis, Mukhlas juga memberikan ramuan herbal serta pendampingan untuk membangkitkan mental peternak.
"Tarifnya tidak mematok Rp50 ribu saya terima. Tidak mampu bayar tidak apa-apa bahkan peternak yang hutang belum mampu bayar untuk penanganan PMK ini banyak ya tidak apa-apa, peternak lagi kesusahan sapi ternaknya lagi kena PMK," tandasnya.
Dia menegaskan, jika ramuan herbal yang diraciknya bukan untuk mencegah PMK. Tapi mengembalikan metabolisme tubuh hewan agar kembali normal sehingga imunitas menguat dan hewan kembali sehat.
"Rata-rata sapi ternak atau sapi perah tidak mau makan karena mulutnya sakit untuk itu kita paksa untuk makan ditambah herbal. Cara maksanya mulut kita buka atau istilah Jawa kita cangar lalu makanan kita masukkan nanti sapi akan kunyah sendiri. PMK tidak mematikan hanya sapi akan lemah karena tidak mau makan," pungkasnya.