Rumusan masalah jadi penentu dari tujuan karya ilmiah

Elshinta.com - Ketika akan menulis sebuah karya ilmiah, salah satu bagian yang penting untuk diperhatikan adalah rumusan masalah. Meskipun terlihat sepele, namun rumusan masalah memiliki peran yang sangat penting di dalam tulisan karya ilmiah.

Pembuatan karya ilmiah seringkali dilakukan oleh mahasiswa untuk perguruan tinggi misalnya di kampus Sampoerna Academy, misalnya dalam penyusunan skripsi, makalah, disertasi, laporan penelitian, disertasi dan lain sebagainya.

Menulis karya ilmiah tidak dapat dilakukan dengan sembarangan dan harus memperhatikan kaidah penulisan ilmiah. Sementara itu, bagian rumusan masalah dari sebuah karya ilmiah mempunyai peran yang sangat penting terkait bagaimana rencana penulisan karya ilmiah tersebut nantinya.

Adanya rumusan masalah adalah sebagai penguat di dalam suatu karya ilmiah agar tidak amburadul dan memiliki dasar-dasar yang kuat di dalam penulisannya. Selain itu, penulisan karya ilmiah juga harus didukung oleh adanya data-data yang valid dan argumen yang dapat dipertanggungjawabkan oleh penulis.

Rumusan Masalah Menurut Para Ahli

Menurut Andrew dan Hildebrand, rumusan masalah yang baik dibuat dengan terencana, efektif, dan juga memiliki karakteristik yang setidaknya terdapat 4 karakteristik diantaranya adalah masalah yang diangkat meliputi kebutuhan yang perlu, masalah yang diambil bukan merupakan hipotesis semata dan berdasarkan bukti yang faktual serta tidak sekedar rumusan masalah yang baik dan mendukung hipotesis.

Sementara toko terkenal Albert Einstein menyatakan, bahwa rumusan masalah menjadi masalah yang jauh lebih penting ketimbang solusinya. Ia juga mengungkapkan bahwa pengajuan rumusan masalah didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan baru juga serta mempertimbangkan masalah lama menjadi baru dan lebih kreatif.

Ciri-ciri Rumusan Masalah

Ketika menulis sebuah rumusan masalah, terdapat beberapa ciri yang menjadi tanda sebuah rumusan masalah, diantaranya adalah :

• Dibuat dengan berbentuk kalimat tanya
• Tujuan dari pertanyannya singkat, padat, dan jelas
• Mengandung nilai penelitian
• Mengarahkan cara pikir pembaca ke arah topik yang sedang dibahas
• Masalah yang diangkat harus sesuai dengan kemampuan peneliti
• Memberikan petunjuk di dalam melakukan kegiatan penelitian
• Memiliki Fisibilitas
• Masalah harus bisa untuk diuji

Sementara itu, ada beberapa cara yang harus dilakukan ketika akan membuat rumusan masalah, diantaranya adalah menyusun dengan spesifik.

Dimana tak perlu penjabaran yang lebar, rumusan masalah cukuplah dibuat dengan spesifik dan langsung tertuju pada intinya dengan penulisan yang singkat, padat, dan jelas tidak bertele-tele.

Selain itu, menentukan metode penelitian yang sesuai dan mencari wawasan teori juga menjadi aspek yang cukup penting dalam merumuskan masalah.

Tak hanya itu saja, kecermatan melihat suatu fenomena yang terjadi juga perlu diperhatikan. Jika penulis mampu berfikir secara kreatif hal ini akan menjadi suatu yang sederhana dan tidak sulit ketika akan merumuskan suatu masalah.

Menggunakan teknik penulisan 5W+1H juga menjadi salah satu hal yang harus dilakukan jika peneliti mengalami kesulitan dalam menentukan tema dan topik dari suatu penelitian.

5W+1H dapat diterapkan untuk merumuskan masalah dengan membuat pertanyaan yang menarik sebanyak mungkin agar nantinya akan mudah dalam menentukan bahasan.

Banyak hal dan fenomena yang dapat diangkat menjadi rumusan masalah di lingkungan sekitar di masyarakat. Hal-hal ini biasanya adalah suatu kejadian yang menjadi perbincangan di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.

Salah satu contohnya adalah mengenai pergaulan bebas, masalah kesehatan, perkembangan teknologi, penyakit mental, dan masih banyak lagi.

Jika seluruh aspek karya ilmiah termasuk rumusan masalah dapat disusun dengan baik, maka nantinya suatu karya ilmiah dapat dengan mudah diketahui makna dan tujuannya.