HUT Polwan ke-74, Mabes Polri gelar seminar kekerasan seksual dan kesetaraan gender
Dalam rangka memperingati HUT Polwan ke 74, As SDM Mabes Polri menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema, \\'kekerasan seksual\\' kesetaraan gender dan partisipasi wanita dalam pengambilan keputusan, pada Selasa (30/8), di Hotel Novotel Samator, Surabaya.

Elshinta.com - Dalam rangka memperingati HUT Polwan ke 74, As SDM Mabes Polri menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema, 'kekerasan seksual' kesetaraan gender dan partisipasi wanita dalam pengambilan keputusan, pada Selasa (30/8), di Hotel Novotel Samator, Surabaya.
Kegiatan ini dihadiri ibu asuh Polwan, Polda Jatim, Ully Nico Afinta, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, diwakili Sekdaprov serta beberapa undangan lain seperti Wan TNI, wanita penegak hukum, pusat kajian, birokrasi, ormas wanita, mahasiswa, bupati dan wali kota, polwan jajaran, polwan polda, senior polwan, panitia pusat serta BNNK.
Irjen Pol Juansih, senior Polwan menjelaskan, dalam rangka hari jadi polwan banyak melaksanakan bakti sosial, bakti religi dan seminar nasional.
Menurut Juansih, ini merupakan momen yang baik di samping juga ingin mensosialisasikan tentang peraturan Nomor 12 tahun 2022 dan juga di lingkungan Polri ada Perkap Kapolri Nomor 1 tahun 2022 tentang persamaan gender.
"Jadi ada sinergi antara Polwan RI dan juga dengan Kementerian lembaga serta masyarakat untuk bagaimana kita melaksanakan atau mensosialisasikan UU ini dan masyarakat ada kesepahaman supaya ada kepedulian untuk bagaimana kita meningkatkan perhatian kepada masyarakat tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak anak," kata Irjen Pol Juansih seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Wisnu Wardhana, Rabu (31/8).
Dikatakan Juansih, dengan kegiatan ini diharapkan, adanya keterlibatan semua pihak. Dan ini tercapai dimana seluruh Polwan se Indonesia hampir 25 ribu mengikuti secara online maupun offline.
"Serta masyarakat dari berbagai stake holder dan kementerian, lembaga juga hadir dan khususnya di Jatim Gubernur diwakili sekda dan lembaga yang lain. Sehingga kita ada sinergi antara Polri khususnya Polwan dengan masyarakat," pungkasnya.
Sementara itu tema yang diambil ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kasus diskriminasi yang bahkan berujung pada kekerasan terhadap wanita dengan dominasi pada kekerasan seksual, fisik, dan psikologis.
Hal tersebut terjadi baik di lingkungan sosial, lingkungan kerja maupun lingkungan domestik. Secara global, dalam hal kekerasan seksual, pada Tahun 2021 WHO mengindikasikan bahwa secara global terdapat satu dari tiga (30%) Wanita di seluruh dunia mengalami baik
kekerasan fisik maupun seksual dalam hidup mereka, baik oleh orang dekat maupun orang lain.
Kesetaraan gender di Indonesia dapat di lihat dari indeks pemberdayaan gender yang pada Tahun 202, berada pada angka 76,26. Sedangkan indeks pembangunan gender pada tahun yang sama mencapai 91,27. Walaupun terlihat tinggi, indeks pembangunan Gender (IPG) dalam kurun waktu 11 tahun hampir flat, naik hanya 0,6 poin Angka tersebut menyajikan beberapa indikator.
Keterlibatan perempuan di parlemen yang mencapai 21,89 dan keterlibatan perempuan di bidang professional mencapai 49,99. Dalam diskusi virtual bertajuk "Accelerating Social Inclusion Through Women Empowerment" (6April 2022).
Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menyatakan, bahwa kesetaraan gender di Indonesia saat ini belum terbentuk dengan baik, meskipun sudah ada perubahan dan adanya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional.
Kondisi tersebut menempatkan Indonesia pada pada peringkat 107 dari 189 negara Dalam Gender Development Index (GDI) tahun 2020
yang diukur dari pendidikan dan kesehatan. Dalam hal kekerasan seksual, dari data PPA Tahun 2022 (data real time per 20 Agustus 2022), terdapat 14.576 kasus kekerasan, dengan jumlah 13.456 menimpa perempuan.
Dari data tersebut, tercatat Jawa Timur dengan angka kasus tertinggi mencapai 1.139 dengan jumlah korban perempuan mencapai 1.051 sedang korban anak mencapai 715 diikuti Jawa Tengah dan Jawa Barat.