Top
Begin typing your search above and press return to search.

Kembali aksi, demonstran ingatkan KPK tak 'main mata' dengan koruptor Formula E

Kelompok massa yang tergabung dalam Satgas Pemburu Koruptor kembali menggelar aksi mimbar bebas seret koruptor Formula E di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, Jumat (2/9).

Kembali aksi, demonstran ingatkan KPK tak main mata dengan koruptor Formula E
X
Sumber foto: Istimewa/elshinta.com

Elshinta.com - Kelompok massa yang tergabung dalam Satgas Pemburu Koruptor kembali menggelar aksi mimbar bebas seret koruptor Formula E di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, Jumat (2/9).

Dalam aksinya, para pendemo membawa bendera kuning juga sebuah keranda yang menjadi simbol telah matinya KPK sebagai lembaga independen yang sudah tidak bertaring lagi.

"Hari ini kami persembahkan keranda mayat untuk mengingatkan KPK karena sudah mulai kehilangan taringnya. Jangan sampai ada yang main mata dengan para koruptor Formula E," tegas Koordinator aksi Ali Ibrahim.

Menurutnya, selama ini pihaknya menilai keberadaan KPK sangat membantu pemerintah dalam memberantas kasus-kasus korupsi. Namun, kata dia, saat ini kinerja yang sudah mendapat citra positif dari masyarakat luas kini semakin kurang dipercaya.

"Masyarakat lebih percaya Kejagung, kerja silent tapi langsung dapat koruptor kakap. Dan KPK selidiki kasus Formula E sudah berbulan-bulan gak kelar-kelar," ujarnya lagi.

Mereka pun menantang lembaga antirasuah untuk memeriksa Anies Baswedan, Jakpro, Dispora DKI, Bank DKI jika tidak merasa lembaganya loyo pada koruptor maling duit rakyat.

"Buktikan KPK bisa periksa Anies, Bank DKI, Jakpro dan Dispora DKI terkait kasus Formula E. Jika nanti tidak ditindaklanjuti, maka benar rakyat pertanyakan kredibilitas serta integritas dari lembaga anti rasuah ini," sebutnya.

Kata dia, dalam perkembangan kasus ini, KPK sepertinya mengalami kemandekan dan tidak punya keberanian untuk memanggil Anies Baswedan cs.

"KPK jangan 'menutup mata' soal peran Anies, Bank DKI, Jakpro hingga Dispora DKI soal balap mobil listrik ini," ujarnya.

Selain di Gedung Merah Putih KPK, massa aksi juga sambangi Bank DKI, dan BPKP DKI. Mereka mendesak agar pihak Bank DKI bisa dipanggil dan diperiksa oleh penyidik KPK untuk memperjelas kasus Formula E.

"Setiap kasus korupsi adalah sebuah tindakan kejahatan yang harus di bumi hanguskan dari negeri ini. Kami menaruh harapan besar kepada KPK untuk segera menuntaskan seluruh perkara korupsi Formula E dengan memanggil pihak terkait khususnya Bank DKI," katanya.

Sebelumnya, Ketua KPK Firli Bahuri memastikan pihaknya mencermati setiap aspirasi, laporan atau pun’ informasi yang disampaikan masyarakat terkait dengan dugaan tindak pidana korupsi.

Namun demikian, ia menegaskan KPK bekerja berdasarkan kecukupan alat bukti sehingga tidak akan sembarang dalam menetapkan seseorang jadi tersangka.

"Penegakan hukum itu nyata, bukan fiksi atau misteri. KPK pun bekerja bukan karena pesanan, tapi diuji dengan kebenaran, kecukupan bukti yang kesemuanya akan diuji di peradilan," kata Firli melalui keterangan tertulis, Sabtu (30/4/2022).

Pernyataan tersebut dibuat untuk menanggapi maraknya laporan terhadap tokoh yang ditengarai memiliki kepentingan pada Pilpres atau Pilkada 2024 medatang. Nama-nama seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan hingga Gibran Rakabuming termasuk salah satunya. Laporan yang kerap disertai aksi unjuk rasa di kantor KPK itu ramai diberitakan media dan diperbincangkan di dunia maya.

Firli menerangkan, KPK senantiasa berpegang teguh pada asas-asas pelaksanaan tugas pokok sebagaimana ketentuan perundang-undangan. KPK, tegasnya, tidak akan terpengaruh oleh desakan opini atau persepsi oleh pihak mana pun. "Saya tidak ada kepentingan dan saya tidak bermain politik. Kita kerja sesuai fakta hukum dan bukti yang cukup," tegasnya.

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire