Diperlukan SDM cakap untuk hadapi dunia metaverse dan artificial yang semakin maju
Elshinta.com, Rhenald, sapaan akrabnya, memulai dengan menjelaskan terkait situasi yang sedang terjadi di dunia saat ini. Bumi yang ditinggali manusia semakin padat, bahkan pada November 2022 mendatang jumlah manusia bertambah dari 7,9 miliar menjadi 8 miliar. Cina, yang sebelumnya menjadi negara dengan penduduk terbanyak akan disalip oleh India.

Elshinta.com - “Tantangan Tehnologi tidak bisa dihindarkan semakin ke sini semakin banyak anak muda yang memiliki skill mumpuni namun tidak tahan banting dan mudah menyerah.” Hal itu ditegaskan Prof. Dr. Rhenald Kasali, P.hD. saat memberikan motivasi pada 7.500 mahasiswa dalam penutupan Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di DOME UMM.
Rhenald, sapaan akrabnya, memulai dengan menjelaskan terkait situasi yang sedang terjadi di dunia saat ini. Bumi yang ditinggali manusia semakin padat, bahkan pada November 2022 mendatang jumlah manusia bertambah dari 7,9 miliar menjadi 8 miliar. Cina, yang sebelumnya menjadi negara dengan penduduk terbanyak akan disalip oleh India.
“Pusat teknologi juga akan bergeser ke India. Saat ini mereka telah memiliki satelit sendiri hingga meluncurkan roket ke orbit Mars untuk melakukan misi. Kenapa? Karena dengan jumlah manusia yang semakin banyak, suhu bumi akan naik dan mencairkan salju sehingga menenggelamkan banyak pulau. Maka untuk mengakomodir manusia yang semakin banyak, negara-negara melakukan dua proyek besar yakni escape ke metaverse dan escape ke Mars,” ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, El Aris, Minggu (18/9).
Menurut Rhenald, dalam menghadapi dunia metaverse dan artificial yang semakin maju, sumber daya manusia yang cakap diperlukan. Terutama yang menguasai bidang-bidang masa depan. Maka, ia sangat mengapresiasi program Center for Future of Work (CFW) yang digagas dan dijalankan oleh UMM.
“Banyak orang yang berpikirnya terbatas pada current (saat ini) saja, tapi hanya segelintir yang melihat masa depan. Dan UMM menjadi salah satu yang melahirkan generasi dengan skill masa depan,” jelasnya.
Ditambahkan penulis buku ‘Change’ itu juga mendorong mahasiswa untuk tidak menjadi generasi strawberry yang toxic.
“Sepuluh kata itu kadang menjadi permasalahan di kalangan anak muda. Di usia belasan dan dua puluhan, saya rasa belum waktunya untuk financial freedom atau passive income. Pun dengan passion yang seringkali malah menjadi penghalang. Tak perlu insecure karena jalan saudara masih panjang. Selama saudara bekerja keras dan berani mengambil tantangan, maka saya yakin saudara akan menjadi manusia yang sukses dan berhasil di masa depan,” tandasnya .
Sementara itu,Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. mengatakan bahwa untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang baik, UMM selalu mengundang tokoh-tokoh ternama. Pada kesempatan kali ini Prof. Rhenal Kasali, Ph.D dihadirkan di tengah-tengah mahasiswa baru dengan tekad dan semangat dalam mengusung pemikiran masa depan. Diharapkan dengan kedatangannya dapat membawa manfaat pada mahasiswa Kampus Putih.
"Pemikiran dan tekad yang dibawa Rhenal Kasali sama seperti misi yang sedang dikembangkan UMM. Dengan membangun Center for Future of Work (CFW), UMM mencoba untuk menjawab problematika dan permasalahan SDM di masa depan. Semoga apa yang kita kerjakan ini dapat memberikan semangat dan manfaat kepada bangsa," tandasnya.