Pengungsi banjir di Aceh Utara butuh air bersih dan obat-obatan
Elshinta.com, Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Aceh Utara, Tantawi bersama sejumlah relawan mengunjungi langsung korban berdampak banjir yang masih mengungsi di Meunasah (Surau), Jumat, (7/10/2022).

Elshinta.com - Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Aceh Utara, Tantawi bersama sejumlah relawan mengunjungi langsung korban berdampak banjir yang masih mengungsi di Meunasah (Surau), Jumat, (7/10/2022).
Saat menemui para pengungsi banyak keluhan warga disampaikan, salah satunya belum adanya bantuan dari pemerintah baik itu sembako, obat-obatan, dan lain-lain.
Selain mengunjungi para korban banjir, Ketua PMI didampingi Ketua Markas Jafaruddin bersama relawan turut membawa bantuan logistik berupa beras, mie Instan, telur, susu dan biskuit ke masyarakat Gampong Cebrek dan Gampong Blang Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara yang masih bertahan tempat pengungsian.
Tantawi menyebutkan kehadiran PMI mendatangi sejumlah posko pengungsian untuk melihat langsung bagaimana kondisi warga di pengungsian dan kebutuhan apa saja yang sangat dibutuhkan para pengungsi ini.
"Kita sudah mendengarkan langsung sejumlah keluhan para pengungsi ini, diantaranya minimnya bantuan logistik, air bersih, peralatan bayi, dan tentang keluhan kesehatan yang banyak mengalami gatal-gatal," kata Tantawi seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hamdani, Sabtu (8/1).
Terkait tentang keluhan para pengungsi ini, lanjut Tantawi, dirinya akan menyampaikan kepada instansi terkait, termasuk kepada PMI Aceh, dengan harapan keluhan para pengungsi ini cepat terealiasi, khususnya tentang bantuan logistik.
"Kita sudah sebarkan sekitar 20 relawan PMI di sejumlah kecamatan yang terdampak banjir, kehadiran mereka ke lokasi untuk membantu masyarakat jika membutuhkan bantuan evakuasi, termasuk mendata apa saja keluhan yang disampaikan para warga yang berada di posko pengungsian," terang Tantawi.
Sementara Kepala Dusun Gampong Cibrek, Kecamatan Lhoksukon, Azwar MD mengatakan digampong Ceubrek ada 17 KK atau 70 jiwa yang mengungsi karena rumahnya tergenang air dan sejak tiga hari tempat pengungsian tidak menerima bantuan logistik dari pemerintah Aceh Utara.
"Selama tiga hari di pengungsian bantuan logistik hanya dari Danlanal Lhokseumawe dan PMI Aceh Utara, Padahal kita sudah menyampaikan kepada pemerintah kecamatan, selain logistik kami di pengungsian butuh layanan kesehatan karena banyak mengeluhkan gatal, dan air bersih," pungkasnya.