Elshinta.com - Para aktivis AGAMIS menggelar aksi teatrikal dengan tarik tambang digantungin durian saat unjuk rasa di depan Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, Senin (21/10).
Aksi ini merupakan bentuk dukungan kepada KPK agar tidak mengulur-ulur waktu untuk menuntaskan kasus kardus durian.
"Aksi tarik tambang ini sebagai simbol agar KPK tidak tarik ulur memproses kasus durian gate yang diduga melibatkan Cak Imin," tegas Koordinator Aksi Lukman.
"Kami akan terus kawal kasus kardus durian ini hingga tuntas sampai koruptornya dijembloskan ke hotel prodeo," katanya.
Menurutnya, kode dari pimpinan KPK ini menjadi momentum tepat untuk membongkar kasus kardus durian tersebut. Pihaknya menyakini upaya tersebut akan didukung semua elemen masyarakat dan memberikan apresiasi kepada KPK yang berani membuka lagi PR lama yang belum tuntas.
Para pendemo mendesak KPK agar konsisten atas komitmennya sebagai lembaga negara dengan motto Berani, Jujur dan Hebat serta tidak tebang pilih pada pejabat publik dalam pemberantasan korupsi.
"Kasus itu sudah menguap di Persidangan, pastinya berkas di KPK masih tersimpan rapi jadi tinggal eksekusi saja," ujarnya.
Massa AGAMIS juga menggelar aksi melintasi kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Kerbangkitan Bangsa (PKB) dengan membawa durian.
Sementara seperti diketahui, pada 2018, Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin menegaskan bahwa dirinya merasa aneh karena kasus tersebut telah selesai pada 2012 lalu. Terlebih para saksi juga tidak ada yang menyebut terlibat dalam kasus dugaan korupsi itu.
“Itu kasus sudah selesai, orang yang mentasnamakan saya sudah dibantah di pengadilan,” ujar Cak Imin di kediaman politikus senior Golkar Akbar Tandjung, kawasan Kebayoran, Jakarta.
Oleh sebab itu apabila kasus 2012 lalu kembali diungkit saat ini, Cak Imin menduga itu hanya untuk menyerangnya lewat kampanye hitam. Hal itu karena dirinya ingin maju di Pilpres 2019.
“Kalau hari ini muncul tidak lebih dari black campaign saja,” tegas Cak Imin.