Elshinta.com - Sejumlah siswa SMK Muhammadiyah 04 di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah menciptakan alat pembuang sampah berbasis digital yakni mesin ATM. Para siswa yang membuang sampah nantinya mendapatkan saldo yang dapat ditukar dengan makanan atau minuman di kantin sekolah setempat.
Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 4 Boyolali, Suprap mengatakan, mesin robotic alat pembuang sampah yang diciptakan oleh para siswa tersebut merupakan mesin berbasis digital mirip dengan mesin ATM.
“Alat tersebut dibuat sebagai alat pembuang sampah seperti jenis logam, organik dan non organik. Alat ini benar mirip dengan mesin ATM,” katanya kepada Kontributor Elshinta Sarwoto, Jumat (25/11).
Ia mengatakan, bagi siswa yang membuang sampah di mesin itu, cukup menempelkan kartu pelajar yang di miliki, pada bagian mesin, kemudian mesin akan mengeluarkan saldo.
Dari dalam saldo tersebut para siswa dapat menukarkan makanan di kantin sekolah.
“Cukup mudah, para siswa hanya menempelkan kartu pelajar kemudian menunggu sampai muncul saldo. Setelah muncul saldo, kemudian siswa dapat menukarkan dengan makanan atau minuman di kantin sekolah,” kata Suprap.
Kepala sekolah berharap, setelah mesin tersebut di lakukan uji coba, nantinya akan dikembangkan dan diterapkan di lingkungan sekolah.
“Dengan terciptanya mesin pembuang sampah berbasis ATM ini para siswa diharapkan peduli dengan lingkungan sekolah dengan adanya sampah.
Ia menjelaskan, munculnya mesin pembuang sampah berbasis ATM tersebut, bermula para siswa melihat tayangan di youtube luar negeri, bahwa dalam tayangan tersebut warga membuang sampah dalam mesin ATM dan mengeluarkan saldo.
“Ya, dari melihat tayangan tersebut, kemudian para siswa tersebut mencoba membuatnya, dipraktekkan bersama guru pembibingnya,” kata dia.
Sementara itu, Guru pembibing ekstra robot Mariyanto mengatakan, mesin berbasis ATM dibuat selama satu bulan dan butuh biaya Rp2 sampai Rp3 juta. Kemudian komponen yang digunakan dari barang bekas seperti printer serta komputer.
“Dari perancangan sampai selesai, membutuhkan waktu 1 bulan," ujar Mariyanto.