Elshinta.com - Jawa Tengah masih kekurangan guru. Meskipun jumlah guru honorer banyak, tetapi pada kenyataannya masih belum mencukupi kebutuhan guru di provinsi ini kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo seusai memimpin upacara Peringatan Hari Guru di Museum Rangga Warsita, Semarang, Jumat (25/11).
Di sisi lain Pemprov Jateng juga berusaha menyejahterakan guru honorer melalui perbaikan sistem dan menambah jumlah guru.
“Dua cara itu adalah satu sistemnya diperbaiki. Apakah peralatannya ditambah sehingga satu orang mesti menggunakan atau punya keterampilan yang cukup banyak bahkan multi platform bisa dikerjakan,” kata Ganjar seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Joko Hendrianto, Sabtu (26/11).
Cara kedua, kata Ganjar, dengan menambah sumberdayanya. Cara ini dinilai Ganjar sebagai salah satu prioritas. Sebab guru punya peranan kunci mendidik generasi bangsa.
Sampai hari ini, Ganjar telah melantik sedikitnya 5.788 guru PPPK. Bahkan pada 31 Oktober lalu kembali dibuka penerimaan PPPK. Jumlahnya 4.361 lowongan untuk para guru dari total 4.600 lowongan.
“Kalau guru tidak menjadi prioritas, maka mohon maaf nasib anak-anak kita diserahkan kepada orang-orang yang mungkin tidak terampil,” ujarnya.
Ia menambahkan jika guru tidak diperhatikan maka akan sulit mendapatkan kualitas anak didik yang baik. Minimal, kata Ganjar, dengan memberikan upah minimum kabupaten kota masing-masing.
“Kalau UMK saja semua guru yang ada di Jawa Tengah itu sudah akan memberikan apresiasi,” ujarnya.
Ganjar menuturkan, saat ini sebanyak 5.546 guru honorer di bawah naungan Pemprov Jawa Tengah menerima gaji sesuai UMK kabupaten kota masing-masing.
“Plus 7,5 sampai 10 persen. Begitu pun dengan 7.931 pegawai tidak tetap, juga kita gaji sesuai UMK,” ujar Ganjar.
Ganjar juga selalu berpesan kepada para bupati dan walikota agar memperhatikan kesejahteraan guru yang berada di bawah naungan pemerintah kabupaten/kota. Minimal mereka menerima gaji sesuai UMK.