Elshinta.com - Permasalahan yang kompleks mulai dari bencana banjir dan penanganan sampah yang tak kunjung usai dari tahun ke tahun membuat Pemerintah Desa Sidorekso, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, melakukan upaya pengolahan sampah agar lebih efektif dan memiliki nilai ekonomi. Demikian juga untuk penangganan bencana mereka berkolaborasi dengan para pemuda yang tergabung dalam karang taruna membentuk tim Bahurekso.
Belajar ke daerah lain melalui study banding ke sejumlah daerah pun dilakukan yang akhirnya mereka menemukan alat bernama pirolisis. Alat ini mampu mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak atau BBM seperti yang dilakukan di Kabupaten Banjarnegara. Demikian juga sampah organik diolah menjadi pupuk kompos yang berguna untuk tanaman warga sekitar. Sampah dari warga yang dahulu menumpuk kini bisa bermanfaat.
Menurut Kepala Desa Sidorekso, Muhammad Arifin, cara kerja alat ini cukup sederhana dan mudah yakni sampah plastik yang sudah kering dimasukkan ke dalam tungku besar, kemudian dipanaskan dengan kayu bakar hingga mencapai suhu lebih dari 150 derajat celsius selama 16 jam. Saat proses penyulingan akan keluar cairan yang mengandung BBM. "Meski masih sedikit setidaknya pengolahan sampah ini bisa menjadi solusi permasalahan sampah didesa kami", katanya, Senin (28/11).
Lukman, salah satu pengelola sampah Desa Sidorekso, adanya alat pirolisis ini mampu mengurangi tumpukan sampah jenis plastik di desanya. Daya tampung alat ini, 50 kilogram sampah plastik kering dapat menghasilkan BBM sebanyak 50 liter dengan perbandingan 30 liter menjadi setara solar dan 20 liter menjadi setara bensin. Inovasi ini sudah mulai dimanfaatkan oleh pelaku usaha UMKM di desa perbatasan Kudus ini dengan harga jual perliternya Rp 10.000. "Banyak yang sudah belajar pengelolaan sampah kesini dari anak-anak sekolah sampai kelompok masyarakat daerah lain", imbuh Lukman.
Sementara itu, dalam mengatasi permasalahan banjir yang sering melanda Desa Sidorekso maupun desa-desa disekitarnya. Karang Taruna Bahurekso yang dipimpin Siswanto selalu aktif terlibat dalam kegiatan penangganan bencana yang terjadi di kabupaten Kudus maupun daerah lain, bahkan tim Bahurekso sudah menjadi bagian dari relawan penangganan bencana BPBD kabupaten Kudus. “Karang Taruna Bahurekso ini sebagai relawan, bukan untuk bekerja. Kita bergerak murni dari hati nurani relawan tidak ada embel-embel lain,” ujarnya.
Salah satu kegiatan dalam mitigasi bencana banjir adalah dengan membersihkan sampah dan ranting-ranting yang menyumbat saluran air di sungai seperti yang baru-baru ini dilakukan yakni membersihkan sampah di sungai di Desa Mijen dan sungai di Desa Blimbing Kidul. "Kami juga terlibat dalam penangganan pohon tumbang dan bencana lainnya, bahkan di desa kami sudah terbentuk Desa Siaga Bencana yang dicanangkan oleh Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jateng", papar Siswanto seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sutini, Selasa (29/11).