MemoRI 28 Desember

28 Desember 2014: Mengenang delapan tahun jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501

Elshinta
Penulis : Sigit Kurniawan | Editor : Sigit Kurniawan | Sumber : Elshinta.Com
28 Desember 2014: Mengenang delapan tahun jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501
Sumber foto: https://bit.ly/3WkF9s8/elshinta.com.

Elshinta.com - Pada 28 Desember tahun 2014, tepat hari ini delapan tahun silam, pesawat AirAsia nomor penerbangan QZ8501 terjatuh di wilayah perairan Selat Karimata.

Pesawat AirAsia itu sudah terlambat terbang 15 menit dari jadwal semestinya. Pesawat tersebut dipiloti Kapten Irianto dan Remi Emmanuel Plesel sebagai kopilot, akhirnya mengudara pada pukul 05.20 pagi WIB.

Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu sedianya mengantar para penumpang dari Bandara Juanda, Surabaya, ke Bandara Changi, Singapura. Pesawat tersebut melaju mulus saja selama 45 menit awal penerbangan.

Pada sekitar pukul 05.54 pagi pesawat itu dilaporkan berada di ketinggian 32.000 kaki. Sejak itulah Kapten Irianto diketahui melakukan dua kali manuver ke kiri. Nampaknya pesawat tersebut mendapati kendala cuaca pada jalur penerbangan utamanya.

Pukul 06.11 pagi, Kapten Irianto diketahui mengontak pengawas penerbangan di Bandara Sukarno-Hatta untuk minta persetujuan untuk bermanuver ke kiri sekali lagi. Kapten pesawat tersebut melapor jika pesawatnya tengah berada di ketinggian 32.000 kaki. Kapten Irianto lalu membelokkan pesawat Airbus A320-200 itu ke arah 310 derajat. Pengawas penerbangan meminta Kapten Irianto untuk melapor kembali jika cuaca telah kembali membaik.

Tak lama berselang, Kapten Irianto mengontak pengawas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta. Kali ini bukan untuk melaporkan status cuaca, namun hendak minta izin untuk menaikkan pesawat tersebut ke ketinggian 38.000 kaki. Namun, kali ini pengawas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta meminta agar pesawat tersebut untuk tidak melakukan perubahan ketinggian karena pada saat bersamaan diketahui ada sedikitnya tujuh pesawat lain yang tengah berada di jalur yang sama.

Pengawas penerbangan perlu memastikan jika tidak ada pesawat lain di atas QZ8501 yang tengah melintas. Selain itu, pengawas perlu melapor ke menara pengawas di Bandara Changi untuk memastikan ada atau tidak adanya pesawat lain yang melintas di arah berlawanan.

Izin untuk menaikkan ketinggian pesawat baru diberikan pengawas penerbangan pada Kapten Irianto dua menit kemudian. Namun, pesawat QZ8501 diketahui telah lebih dulu menaikan jalur pesawatnya tanpa menunggu keputusan dari pengawas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta. Anehnya, kecepatan dari pesawat menurun seiring dengan pertambahan ketinggian. Saat dikontak, Kapten Irianto tidak memberi tanggapan apapun.

Sesuatu yang buruk diyakini tengah menghadang pesawat QZ8501. Pengawas penerbangan mencoba untuk mengontak Kapten Irianto berkali-kali, namun tidak ada satu pun panggilan yang dijawab oleh Kapten Irianto. Hingga komunikasi keduanya benar-benar terputus pada pukul 06.18 pagi WIB.

Meski begitu posisi dari pesawat tersebut masih tertangkap di layar radar. Lagi-lagi keanehan terjadi, pesawat tersebut diketahui berganti haluan berkali-kali hanya dalam rentang waktu kurang dari lima menit. Hingga akhirnya pesawat tersebut hilang dari radar pada pukul 06.24 pagi WIB.

Pengawas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta memerintahkan kepada pesawat lain di jalur yang sama untuk mengontak pesawat QZ8501, namun hasilnya nihil. Setelah setengah jam tanpa kabar, pukul 07.08 pagi WIB, pengawas penerbangan menyatakan status incerfa—fase tak ada kepastian—dan melapor ke Basarnas.

Cuaca buruk yang disebabkan oleh awan kumulonimbus yang terbentuk di langit Selat Karimata mulanya diperkirakan menjadi penyebab hilangnya kendali pesawat tersebut. Menurut analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) saat itu, kendali pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 jadi kacau ketika hendak memasuki awan badai tersebut.

Kepala Bidang Meteorologi Penerbangan BMKG kala itu Mustari Heru Jatmika, menyebut bahwa hari itu awan kumulonimbus membentang di atas Selat Karimata.

Menurut Bambang Setiajid, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Bandara Juanda saat itu, pembentukan awan kumulonimbus di Selat Karimata sudah terpantau sejak pukul 02.00 pagi WIB. Kapten Irianto diduga tak bisa mengantisipasi awan kumulonimbus tersebut dikarenakan sang kapten tidak memegang data cuaca yang telah disediakan oleh Badan Meteorologi Bandara Juanda.

Hari itu pihak AirAsia kedapatan tidak menggelar rapat persiapan penerbangan dengan Badan Meteorologi Bandara Juanda atau mengambil data cuaca yang telah disediakan. Sehingga Badan Meteorologi tak bisa menyarankan penundaan jadwal atau jalur alternatif kepada pihak AirAsia. Koridor ketinggian lain pun telah diisi oleh pesawat lain yang terbang di jalur yang sama.

Status pesawat QZ8501 ditingkatkan menjadi distresfa atau distress phase sejak pukul 07.55 pagi WIB. Itu menunjukkan jika pesawat tersebut diperkirakan mendarat darurat, jatuh, atau bahkan karam. Operasi pencarian yang dipimpin langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dilakukan dengan segera.

Sejak status distresfa ditetapkan, pemerintah Indonesia segera melakukan operasi pencarian dengan mengerahkan 22 kapal dan 8 pesawat. Kapal Riset BPPT Baruna Jaya IV pun diikutsertakan. Kapal itu memiliki alat sensor multi-beam echo sounder dan side-scan sonar serta diketahui memiliki pengalaman ketika berhasil menemukan pesawat Adam Air yang tenggelam di Selat Makassar pada tahun 2007 lalu.

Kotak hitam pesawat QZ8501 ditemukan pada 13 Januari tahun 2015 silam. Kotak hitam tersebut berhasil merekam 174 jam riwayat penerbangan pesawat tersebut dan rekaman pembicaraan di kokpit dengan durasi 2 jam 4 menit. Butuh waktu sekitar satu tahun bagi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menganalisis data dari kotak hitam yang ditemukan tersebut.

Ketika hasil investigasi KNKT atas kotak hitam dipublikasikan pada awal Desember 2015, diketahui jika penyebab dari kecelakaan sebenarnya pesawat tersebut adalah adanya gangguan sistem pesawat yang luput untuk diperbaiki, bukan dikarenakan oleh cuaca buruk.

Sistem yang diketahui mengalami gangguan adalah rudder travel limiter (RTL) yang berfungsi untuk mengatur kemiringan pesawat. Flight data recorder (FDR) mencatat setidaknya ada tiga kali peringatan gangguan pada RTL. Kapten Irianto lantas melakukan penanganan sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

Sebenarnya, gangguan RTL bukanlah masalah yang bisa membahayakan suatu penerbangan. Hanya saja, ketika terjadi gangguan keempat sekitar pukul 06.15 pagi, Kapten Irianto diketahui berimprovisasi agar masalah tersebut terselesaikan dengan segera.

Pada penerbangan sebelum ini, Kapten Irianto juga diketahui mengalami masalah yang serupa. Ketika itu teknisi mengatasi masalah ini dengan me-reset circuit breaker dari flight augmentation computer (FAC). Kapten Irianto pun mengikuti cara itu meski sebenarnya tak ada dalam prosedur penerbangan yang telah ditetapkan.

Konsekuensi dari langkah tersebut adalah terjadinya gangguan pada sistem listrik secara tiba-tiba dan terganggunya sistem kendali pesawat. Sistem autopilot dan autothrust pun bisa mati, kendali pesawat sepenuhnya menjadi manual. Sejak itulah situasi semakin memburuk, karena pilot dan kopilot saat itu dipercaya tidak dapat mengendalikan pesawat.

Kopilot Remi Emmanuel Plesel terus menarik tuas kemudi sehingga menyebabkan pesawat menukik naik. Pesawat terus naik hingga akhirnya mencapai kondisi stall—kondisi saat pesawat kehilangan daya angkat—dan mulai terjatuh.

Pada 30 Desember 2014, puing-puing pesawat ini telah ditemukan mengapung di Laut Jawa. Tubuh manusia juga ditemukan bersamaan dengan penemuan puing pesawat yang berjumlah 162 orang dinyatakan tewas.

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Baca Juga

 
Basarnas menyebutkan dua nelayan kebocoran kapal di Wakatobi ditemukan selamat
Senin, 27 Maret 2023 - 11:25 WIB

Basarnas menyebutkan dua nelayan kebocoran kapal di Wakatobi ditemukan selamat

Elshinta.com, Kantor Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kendari menyebut dua nelaya...
Balita laki-laki meninggal dunia terseret arus parit di Batam
Minggu, 26 Maret 2023 - 12:07 WIB

Balita laki-laki meninggal dunia terseret arus parit di Batam

Elshinta.com, Seorang anak laki-laki berusia empat tahun meninggal dunia setelah hanyut saat bermai...
Belasan orang jadi korban perahu tambang terbalik di Surabaya
Sabtu, 25 Maret 2023 - 19:05 WIB

Belasan orang jadi korban perahu tambang terbalik di Surabaya

Elshinta.com, Belasan orang menjadi korban setelah satu unit perahu tambang yang beroperasi di sung...
Wakil Wali Kota minta pengecekan kelayakan perahu tambang di Surabaya
Sabtu, 25 Maret 2023 - 18:41 WIB

Wakil Wali Kota minta pengecekan kelayakan perahu tambang di Surabaya

Elshinta.com, Wakil Wali Kota Surabaya Armuji meminta pengecekan kelayakan seluruh perahu tambang di...
Polisi sebut dua pemotor meninggal setelah adu banteng dengan truk di Bogor
Kamis, 23 Maret 2023 - 23:55 WIB

Polisi sebut dua pemotor meninggal setelah adu banteng dengan truk di Bogor

Elshinta.com, Dua pengendara sepeda motor berinisial FS (28) dan RP (21) meninggal dunia setelah ter...
Keluarga Syabda tunggu jenazah pulang ke Sragen
Senin, 20 Maret 2023 - 14:33 WIB

Keluarga Syabda tunggu jenazah pulang ke Sragen

Elshinta.com, Keluarga Syabda Perkasa Belawa hingga saat ini masih menunggu jenazah pebulutangkis te...
Pikap sayur terbalik di Tol Tangerang-Jakarta karena pecah ban
Kamis, 16 Maret 2023 - 14:39 WIB

Pikap sayur terbalik di Tol Tangerang-Jakarta karena pecah ban

Elshinta.com, Satu unit mobil bak terbuka (pikap) dengan bermuatan sayur pada Kamis pagi, hilang ken...
3 Meninggal saat pikap tertabrak KA Wijayakusuma di Probolinggo
Rabu, 15 Maret 2023 - 23:21 WIB

3 Meninggal saat pikap tertabrak KA Wijayakusuma di Probolinggo

Elshinta.com, Tiga orang meninggal dunia saat terjadi kecelakaan sebuah mobil pikap tertabrak KA Wij...
BBWS Jeneberang benarkan ada korban di Bendungan Pamukkulu
Rabu, 15 Maret 2023 - 13:05 WIB

BBWS Jeneberang benarkan ada korban di Bendungan Pamukkulu

Elshinta.com, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang membenarkan terjadi insiden tig...
Truk tangki muatan glukosa terbalik di Tol Cipali, empat orang luka-luka
Senin, 13 Maret 2023 - 15:54 WIB

Truk tangki muatan glukosa terbalik di Tol Cipali, empat orang luka-luka

Elshinta.com, Truk tangki B 9510 TFU bermuatan glukosa terbalik di ruas Tol Cipali Km 75.200 jalur ...

InfodariAnda (IdA)