Elshinta.com - Program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), SD Negeri 1 Ngagrong di lereng Gunung Merbabu, Kecamatan Gladaksari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah dicanangkan sebagai Sekolah Penggerak Ramah Anak.
Komite SD Negeri 1 Ngagrong, Ayup Sarjono, Rabu (11/1) mengatakan, dalam program Sekolah Penggerak Ramah Anak tersebut para siswa diajarkan kurikulum pelajar Pancasila dan kewirausahaan. "Dengan harapan agar siswa mengerti bagaimana tentang kewirausahaan," kata Ayup.
Dalam kegiatan sekolah ramah anak tersebut, mendapat perhatian dan dukungan dari sejumlah pihak, diantaranya dinas pendidikan abupaten, Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan Gladaksari dan para wali murid serta warga masyarakat sekitar.
Pelaksanaan program ramah anak di SD Negeri 1 tersebut berlangsung meriah dengan menampilkan seni tari topeng Ireng yang merupakan ciri khas kesenian daerah lereng Gunung Merbabu dan Merapi. Selain itu juga ditampilkan penjualan produk-produk lokal unggulan warga lereng gunung Merbabu.
"Agar kegiatan sekolah ini berlangsung meriah dan semarak, sekolah bersama komite mengadakan pentas seni yang dilakukan para siswa siswi. Mulai tari topeng Ireng, reog, karawitan dan lainnya. Kegiatan ini juga menghadirkan para alumni SD Negeri 1 Ngagrong.Tujuannya memberi motivasi terhadap para siswa dan membawa nama baik sekolah," tambah Ayup Sarjono seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sarwoto.
Ayup menambahkan, SDN 1 Ngagrong adalah induk sekolah penggerak di Kecamatan Gladaksari.
Sementara itu Kepala Sekolah SD Negeri 1 Ngagrong, Nari Indriyanto mengatakan, dalam giat ini menampilkan kreatifitas siswa bertema kearifan lokal kewirausahaan dan juga untuk penguatan propil pelajar Pancasila.
"Betul sekali, kearifan lokal ini mengangkat budaya lokal. Kami sangat berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung program dan kegiatan ini. Di sini seluruh masyarakat merasa memiliki SD ini," kata Nari Indrianto.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Boyolali, Darmanto mengatakan, hari ini dewan guru, kepala sekolah dan seluruh warga masyarakat bergerak bersama sama dalam penguatan profil Pancasila.
"Di Boyolali terdapat Perda No 18 Tahun 2022 tentang Wawasan Kebangsaan dan Pancasila. Untuk itu Pelajar Pancasila terus kita bangun," kata Darmanto.
Lebih lanjut Darmanto menjelaskan, para siswa dituntut untuk beriman, bertakwa dan belajar mandiri. Begitu juga harus bersifat gotong royong. Di Boyolali baru terdapat 16 sekolah penggerak, mulai TK, SD dan SMP. Penyelesaiannya melalui Kemendikbud.