Elshinta.com - Polisi mengembangkan penyelidikan kasus pembunuhan siswi SMP di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah terkait dengan jaringan layanan kencan. Kasus ini bermula dari transaksi kencan online melalui aplikasi michat antara korban EJR (15) warga Desa Banaran, Kecamatan Grogol, Kartasura dengan pelaku Nanang Trihartanto (21). Korban diantarkan oleh temannya ke lokasi kencan di salah satu hotel di Kartasura.
Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan mengatakan, jasa kencan berbayar yang dilakukan oleh korban ini diketahui oleh beberapa orang temannya yang saat ini menjadi saksi. Sebab, tiga dari tujuh saksi yang telah diperiksa pihak kepolisian mengantarkan EJR ke hotel untuk bertemu teman kencan melalui aplikasi online.
Salah satu saksi NTO (18) juga sempat memperingatkan korban agar membatalkan janji kencan dengan pelaku lantaran ada rasa khawatir setelah melihat teman kencan korban tersebut. Karena korban tetap bersikukuh, akhirnya ketiga teman yang mengantarkan ke hotel dengan menggunakan mobil tersebut meninggalkan korban dengan pelaku.
"Kami melakukan pengembangan kasus soal kemungkinan adanya orang yang menyediakan jasa semacam mucikari," kata kapolres seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Deni Suryanti, Sabtu (28/1).
Dia menambahkan, pihaknya tetap akan mendalami indikasi yang mengarah pada jaringan prostitusi dalam kasus ini. Apakah korban ini penyedia jasa kencan individu atau ada pihak lain yang mengatur kencan dari korban dan menikmati hasilnya.
"Ada implikasi pidana jika memang ada yang terlibat dengan kasus ini," imbuhnya.
Sedikitnya tujuh orang saksi telah dimintai keterangan oleh polisi. Saksi saksi yang diperiksa ini rata rata berusia tidak lebih dari 22 tahun. Yakni orang yang berada dalam lingkungan pertemanan dengan korban.
Sementara, psikolog yang dilibatkan turut dalam pemeriksaan kasus ini Yuli Budi Rahayu menambahkan, peristiwa ini tidak lepas dengan kecenderungan bebasnya akses anak dalam penggunaan gadget. Di lain pihak orang tua kesulitan mengikuti perkembangan teknologi informasi mengakses kegiatan anak dalam bermedia sosial. Sehingga circle atau lingkungan pertemanan sering luput dari pengawasan.
Dengan adanya kasus siswi SMP yang menjadi korban pembunuhan ini diharapkan menjadi peringatan agar orangtua meningkatkan pengawasan dan memperhatikan pola asuh pada anak. Menjalin komunikasi intensif dengan anak dan yang tidak kalah penting mengetahui lingkungan pertemanan anak.
"Harapannya orang tua menjalin komunikasi intensif yang nyaman dengan anak. Agar anak tidak mencari kenyamanan diluar dan lingkungannya tidak bisa dijangkau orang tua," jelas Yuli.
Seperti diketahui, polisi menerima laporan penemuan mayat perempuan muda di kebun kosong di Desa Pandeyan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo pada Selasa, 24 Januari 2023 dini hari dalam kondisi mengenaskan. Terdapat luka yang masih mengeluarkan darah segar disekitar area leher dan kepala korban.