1 Februari 2007: Banjir hampir lumpuhkan Ibu Kota Jakarta
Hujan mengguyur Jakarta sepajang hari Kamis, 1 Februari 2007 silam. Tak banyak yang menyangka bahwa hujan deras tersebut membawa bencana banjir yang menelan puluhan korban dan hampir melumpuhkan Ibu Kota Jakarta.

Elshinta.com - Hujan mengguyur Jakarta sepajang hari Kamis, 1 Februari 2007 silam. Tak banyak yang menyangka bahwa hujan deras tersebut membawa bencana banjir yang menelan puluhan korban dan hampir melumpuhkan Ibu Kota Jakarta.
Penyebab utama banjir tak lain karena sistem drainase yang buruk ditambah derasnya curah hujan hingga banyaknya volume air di 13 sungai yang melintasi Jakarta yang berasal dari Bogor-Puncak-Cianjur. Semakin diperparah dengan kondisi air laut yang sedang pasang.
Hujan deras di Jakarta menyebabkan tanggul jebol di Banjir Kanal Barat (BKB) persis di aliran Kali Sunter. Air tersebut langsung meluber dan menyebar ke area perkotaan dan perumahan warga. Akibat tanggul jebol tersebut beberapa wilayah Jakarta dari Kawasan Jatibaru-Tanah Abang dan Petamburan tergenang air hingga setinggi 2 meter.
Sedangkan sebagian besar Jakarta Utara, mulai dari Marunda, Rorotan, Koja, Kelapa Gading, hingga ke barat yakni Sunter, Tanjung Priok, Pademangan, Angke, Pluit dan Kapuk pun tak terhindarkan oleh banjir mulai dari 30 sentimeter hingga 1 meter.
Dengan kondisi banjir besar tersebut puluhan warga di Jakarta dan sekitarnya terpaksa mengungsi di posko-posko terdekat. Sebagian lainnya hingga Jumat malam masih terjebak di dalam rumah yang sekelilingnya digenangi air setinggi 2-3 meter. Evakuasi terhadap korban banjir mengalami beberapa kesulitan akibat banyaknya permukiman terletak di antara gang sempit yang tak bisa muat dilewati oleh perahu karet.
Banjir besar yang terjadi sejak Kamis malam, 1 Februari 2007 itu telah menyebabkan 79 orang meninggal dunia, 1 orang hilang, dan 2.349 orang pengungsi di DKI Jakarta, 106.406 pengungsi di Provinsi Jawa Barat, serta 52 orang pengungsi di Provinsi Banten. Banjir besar ini tak hanya menyebabkan puluhan orang meninggal tetapi juga membawa dampak kerugian hingga triliunan rupiah.