Gayus Lumbuun ingatkan hukuman JC harus tetap memperhatikan perbuatan

Elshinta
Sabtu, 04 Februari 2023 - 06:55 WIB | Editor : Widodo | Sumber : Antara
Gayus Lumbuun ingatkan hukuman JC harus tetap memperhatikan perbuatan
Terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat, Richard Eliezer alias Bharada E menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Kamis (2/2/2023). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.

Elshinta.com - Mantan Hakim Agung Republik Indonesia Gayus Lumbuun mengatakan hukuman bagi seorang terdakwa dengan status justice collaborator (JC) harus tetap memperhatikan perbuatannya.

"Justice collaborator tidak berarti harus dihukum ringan. Posisi JC memang mengurangi hukuman, namun berat ringan hukuman tetap mempertimbangkan perbuatannya," kata mantan Hakim Agung Republik Indonesia Gayus Lumbuun melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (3/2) malam.

Menurut Gayus Lumbuun, seorang JC tetaplah seorang terdakwa. Artinya, terdakwa memiliki beban delik dakwaan yang tidak hilang.

"JC memang memiliki hak-hak seorang JC sesuai dengan Undang-Undang LPSK, tapi di sisi lain dia juga seorang terdakwa. Hakim nanti yang akan menilai," ujar dia.

Ia mengatakan masalah JC diatur dalam Undang-Undang Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, dan disebutkan bahwa seorang JC mendapatkan kehormatan diberikan hukuman yang lebih rendah dari terdakwa lain.

"Namun, seorang JC harus bekerja sama dengan penegak hukum," ujarnya.

Menurutnya, perlu penjelasan ke publik supaya masyarakat tidak memandang bahwa JC adalah segalanya. Dengan kata lain jangan sampai masyarakat berpandangan seorang JC sudah pasti mendapatkan hukuman ringan.

"Seolah JC sudah pasti dapat itu (hukuman yang ringan). Padahal, pengalaman selama ini, juga banyak JC yang ditolak hakim. Penyebabnya, rekomendasi tidak sesuai dengan apa yang ditemukan di JC" kata dia.

Dalam kasus Richard Eliezer, menurut Gayus, dia adalah seorang terdakwa yang mengeksekusi Brigadir J. Dalam posisi seperti itu, kalaupun Eliezer dikurangi atau dihilangkan pidananya, bukan karena seorang JC tapi harus karena perbuatannya.

"Misalnya dihapus (pidananya) karena dia hanya menjalankan perintah atasannya. Jadi, jangan berpikir JC itu pasti mendapatkan keringanan hukuman," jelas dia.

Ia mengatakan yang bersangkutan mendapatkan hukuman lebih ringan karena berstatus sebagai JC dan perbuatannya tidak lebih berat dari terdakwa yang lain. Jika Bharada E bukan seorang JC, tuntutan terhadapnya bisa seperti terdakwa Ferdy Sambo.

"Yang satu (Sambo) menyuruh, yang satu disuruh untuk membunuh kok," katanya.

Terakhir, ia berharap masyarakat bisa memahami hal tersebut. Sebab, sekalipun ingin menyampaikan suara namun harus tetap dengan logika.

"Ini ada legal justice dan ada social justice. Keadilan masyarakat harus diimbangi keadilan hukum. Tidak boleh keadilan jalanan," jelas dia.

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Baca Juga

 
PN Jaksel agendakan diversi anak AG secara tertutup pada Rabu
Selasa, 28 Maret 2023 - 19:29 WIB

PN Jaksel agendakan diversi anak AG secara tertutup pada Rabu

Elshinta.com, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengagendakan diversi anak AG (15) selaku anak yan...
Polres Kulon Progo survei jalur jalan menjelang arus mudik
Selasa, 28 Maret 2023 - 16:29 WIB

Polres Kulon Progo survei jalur jalan menjelang arus mudik

Elshinta.com, Jajaran Satlantas Polres Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, melaksanakan survei ...
KPK sebut kasus Lili Pintauli tak terkait penanganan LNG Pertamina
Selasa, 28 Maret 2023 - 16:22 WIB

KPK sebut kasus Lili Pintauli tak terkait penanganan LNG Pertamina

Elshinta.com, Tim Biro Hukum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyampaikan kasus penerimaan fasili...
Terdakwa pungli Bendungan Meninting divonis 4 tahun penjara
Selasa, 28 Maret 2023 - 16:11 WIB

Terdakwa pungli Bendungan Meninting divonis 4 tahun penjara

Elshinta.com, Hakim pengadilan menjatuhkan vonis 4 tahun penjara terhadap Jumrah, terdakwa pungutan ...
KPK geledah kantor BP Kawasan Perdagangan Bebas Bintan
Selasa, 28 Maret 2023 - 15:52 WIB

KPK geledah kantor BP Kawasan Perdagangan Bebas Bintan

Elshinta.com, KPK melakukan penggeledahan di kantor Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Perdagangan Beba...
Kejari usut dugaan korupsi dana pokir DPRD Mukomuko
Selasa, 28 Maret 2023 - 15:19 WIB

Kejari usut dugaan korupsi dana pokir DPRD Mukomuko

Elshinta.com, Kejaksaan Negeri Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu mengusut kasus dugaan korupsi d...
Polri perkuat kerja sama dengan Policia Nacional de Timor Leste
Selasa, 28 Maret 2023 - 13:27 WIB

Polri perkuat kerja sama dengan Policia Nacional de Timor Leste

Elshinta.com, Polri memperkuat hubungan kerja sama dengan kepolisian Timor Leste melalui kehadiran K...
Menteri ESDM sebut dugaan korupsi tukin libatkan beberapa orang
Selasa, 28 Maret 2023 - 13:12 WIB

Menteri ESDM sebut dugaan korupsi tukin libatkan beberapa orang

Elshinta.com, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut dugaan korupsi tunjangan kinerja (tukin) pegawai...
BNN RI musnahkan barang bukti narkoba seberat satu ton
Selasa, 28 Maret 2023 - 13:00 WIB

BNN RI musnahkan barang bukti narkoba seberat satu ton

Elshinta.com, Badan Narkotika Nasional RI memusnahkan barang bukti narkoba seberat satu ton dengan r...
MAKI laporkan PPATK, Mahfud MD, dan Menkeu ke Bareskrim
Selasa, 28 Maret 2023 - 11:52 WIB

MAKI laporkan PPATK, Mahfud MD, dan Menkeu ke Bareskrim

Elshinta.com, Masyarakat Anti Korupsi Indonesia, Selasa, pukul 12.00 WIB, melaporkan Pusat Pelaporan...

InfodariAnda (IdA)