UMKM perlu masuk rantai pasok dan kemitraan sesama UMKM
Elshinta.com, Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Telisa Falianty mengatakan kemitraan dapat menjadi kunci bagi UMKM untuk bertahan dan bertumbuh di tengah jumlah pasar modern yang terus bertambuh besar.
Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Telisa Falianty. (foto:ist)Elshinta.com - Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Telisa Falianty mengatakan kemitraan dapat menjadi kunci bagi UMKM untuk bertahan dan bertumbuh di tengah jumlah pasar modern yang terus bertambuh besar di Tanah Air. UMKM juga harus masuk rantai pasok.
Hal itu disampaikan pada elshinta.com lewat wawancara whatsApps, Sabtu(11/2/2023).
"Untuk mempertahankan dan memperkuat pertumbuhan UMKM, kemitraan dapat menjadi kunci bagi UMKM untuk bertahan dan bertumbuh. UMKM kini punya peluang besar dapat bermitra dengan sesama UMKM atau perusahaan besar," urai Telisa.
Menurut Telisa yang juga sebagai Chief economist BRI Danareksa sekuritas lagi, usaha besar dengan UMKM harus bersinergi dan berkolaborasi mengingat UMKM masih kesulitan untuk menjaga kualitas barang yang diproduksi.
"Bentuk sinergi tersebut, UMKM harus menjaga kualitas dan memperbaiki packaging produk agar menarik, modern, bersih dan memenuhi standar apabila produk tersebut masuk di pasar modern atau pun supermarket dan minimarket di pusat maupun di daerah," terang Telisa yang juga Ketua Program Studi Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
Telisa menambahkan, UMKM dalam hal kemitraan dengan usaha besar perlu memiliki produk dengan 3M, yakni Mudah didapat, murah dan mutu.
"Kemitraan bagi UMKM bermanfaat antara lain meningkatkan produktivitas dan kreativitas usaha, mendapatkan kemudahan akses permodalan, meningkatkan kemampuan dalam manajerial atau pengelolaan usaha, menambah jaringan pemasaran produk UMKM, meningkatkan kinerja usaha," kilahnya menjelaskan bagaimana agar UMKM dapat berkembang.
Saat ini, total UMKM di Indonesia tembus 8,71 juta unit usaha pada 2022. Indeks Bisnis UMKM BRI Q2-2022: UMKM semakin melesat, dari 104,6 pada kuartal I-2022 menjadi 109,4 pada kuartal II-2022.
"Namun, dalam hal relasi kemitraan, antara usaha besar dan UMKM juga tetap ada dalam pengawasan KPPU. Pelaku UMKM harus responsif terhadap perkembangan teknologi informasi dengan memanfaatkan media sosial sebagai salah satu media pemasaran produk. UMKM juga perlu fokus pada tiga sektornya, yaitu ekonomi kreatif, usaha besar berdasarkan teknologi dan start up menggunakan teknologi," bebernya seraya mengatakan, pelaku UMKM harus mengerti proses dalam memakai teknologi, inovasi dan kewirausahaan sebagai kunci untuk pengembangan UMKM masa mendatang.
Ungkap Telisa lagi, UMKM, selain sulit menjaga kualitas, juga punya masalah di kontinuitas produk.
"UMKM yang punya banyak produk tapi tidak konsisten, biasanya sulit mendapatkan pelanggan lagi. Nah, untuk mempertahankan konsistensi, UMKM perlu masuk rantai pasok," tegasnya.
Selain itu papar Telisa, pelaku UMKM dituntut agar terus beradaptasi dan bertransformasi, termasuk di antaranya, transformasi digital.
"World Bank (2021) menyebutkan 80% UMKM yang terhubung ke dalam ekosistem digital memiliki daya tahan lebih baik. Agenda transformasi Kementerian Koperasi dan UKM adalah transformasi dari usaha informal menjadi formal. Dinamika perubahan UMKM go digital adalah sebuah penyelamat sekaligus transformasi usaha lokal untuk tetap bertahan menghadapi perubahan ekonomi,".
"Kajian mandiri research I, Institute menunjukkan, pertumbuhan UMKM yang telah mengadopsi teknologi digital cukup cepat terakselerasi dalam aspek finansial, go digital memberikan manfaat bagi UMKM karena mampu menjangkau akses pasar yang lebih luas," paparnya.
Ditambah dengan sistem pembayaran yang mudah, urai Telisa, UMKM menjadi lebih inklusif terhadap perkembangan teknologi.
"Sebuah upaya Bank BRI (BBRI) terus mendorong para pedagang pasar tradisional untuk beradaptasi dengan kenormalan baru yang tengah diterapkan oleh pemerintah saat ini, adaptasi ini salah satunya adalah melalui
transaksi perdagangan secara virtual dengan para pembeli melalui saluran platform daring, yakni pasar.id. Lebih dari 108.582 pedagang telah bergabung di domain web pasar.id hingga akhir November 2020 lalu. Adapun jumlah transaksi yang berhasil terlaksana melalui 4.547 pasar, adalah sebanyak 893.197 transaksi sejak pertama kali diluncurkan pada pertengahan Juni 2020 lalu," (dd).




