Elshinta.com - Seorang Petugas pemutakhiran data pemilih (Pantarlih) di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat harus menempuh jalur dengan berjalan kaki melewati perkampungan dan rawa di Desa Cikijing, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka saat akan melakukan tugas pencoklitan (pencocokan dan pemutakhiran data pemilih).
Hal itu seperti dilakukan Mila Nut fadillah yang merupakan Petugas Pantarlih di TPS 11 blok Mayasari Desa/Kec.Cikijing. Menurutnya merupakan tugas dengan tantangan terberat saat menempuh jalan dengan akses jalan kaki terlebih jika turun hujan.
"Lumayan sangat lelah untuk menempuh lokasi warga yang harus dicoklit dengan melewati perkampungan dan masuk ke lokasi rawa, karena rumahnya berada di atas rawa-rawa," ungkap Mila seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Enok Carsinah, Jumat (24/2).
Kendati demikian kata Mila, ia tetap bersemangat karena sudah merupakan kewajibannya untuk mencoklit semua warga yang sudah punya hak pilih pada pemilu 2024 mendatang.
Petugas Pantarlih lain seperti dialami Muhamad Iqbal, yang memegang TPS 7 Blok Sindang Hurip Desa Maniis Kec. cingambul, ia mengaku faktor cuaca menjadi kendala terberat karena Iqbal harus menempuh medan curam yang berbahaya.
"Tantangannya saat turun hujan dan lokasi yang harus saya tempuh jalannya curam dengan akses jalan tanah setapak, kalau licin bisa tergelincir," kata Iqbal.
Ketua Komisi Pemilihan Umum kab. Majalengka Jabar, Agus syuhada mengatakan, para petugas pemutakhiran data pemilih (Pantarlih) yang mengalami insiden atau kecelakaan saat bertugas mendapat jaminan berupa santunan hal itu berdasarkan surat keputusan KPU RI no 59 tahun 2023 tentang pemberian santunan kematian atau kecelakaan kerja .
"Karena setiap wilayah beberapa diantaranya memiliki Medan yang sulit dilalui oleh petugas Pantarlih bahkan membahayakan, namun karena merupakan amanat regulasi undang-undang maka harus ditempuh untuk melakukan tugas pencoklitan," tegas Agus.
Ia menyebut di kab. Majalengka khususnya wilayah selatan yang merupakan daerah pegunungan harus diantisipasi oleh para petugas Pantarlih karena memiliki Medan yang cukup berat, Wilayah-wilayah tersebut diantaranya Cikijing, Malausma, Bantarujeg, Cingambul, Lemah Sugih dan lainnya.
"Tantangan yah, bagi para petugas Pantarlih yang memang beda-beda medannya, seperti sekarang kita saksikan bahwa kita harus menuruni tebing-tebing akhirnya kemudian sampai ke satu rumah yang kemudian sekitarnya nggak ada lagi. Dan ini banyak sekali di daerah-daerah khususnya daerah pegunungan yang terpencil, medannya juga susah dicapai," ujarnya.
Agus menyebut menjadi tantangan tersendiri bagi petugas Pantarlih. Karena betul-betul dalam bekerja salah satu prinsipnya adalah Political equality, dan setiap orang punya hak politik untuk memilih dan dipilih.