Elshinta.com - Minat masyarakat Rembang, Jawa Tengah untuk melaksanakan ibadah haji tahun ini masih tinggi meski terjadi kenaikan biaya haji 2023 yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp49,8 juta. Hal tersebut dikatakan Kepala Kantor Kemenag Rembang M Fatah, Senin (27/2).

"Sejauh ini tidak ada akibat yang tajam soal tanggapan masyarakat terkait kenaikan biaya haji. Sejauh ini tidak ada yang nggak jadi atau mengurungkan atau membatalkan," terangnya.

Ditambahkannya, saat ini calon jemaah masih dalam upaya ikhtiar untuk memenuhi pelunasan agar bisa berangkat tahun ini.

"Kita terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui semua pegawai Kemenag, KUA, penyuluh untuk menjaga kondusifitas di masyarakat terkait kenaikan ini," imbuhnya.

Sementara itu, untuk kuota haji Kabupaten Rembang pada 2023 masih menunggu keputusan resmi dari Kementerian Agama Republik Indonesia.

"Kita masih menunggu. Namun sudah ada prediksi atau kuota indikatif sekitar 802 orang. Tapi itu belum pasti, masih menunggu resminya," ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, A Muhtarom.

Sebelumnya, Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan kuota haji Indonesia tahun 2023 sebanyak 221.000 orang. Kuota tersebut terdiri atas 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus.

Sementara itu Sekretaris PCNU Rembang, Muhtar Nuha mengatakan, kenaikan biaya haji saat ini sudah sangat rasional mengingat pelayanan yang diberikan oleh Kemenag juga meningkat dan sangat prima.

"Sudah sangat rasional. Harapan saya transparansi pengelolaan di BPKH harus jelas dibaca oleh seluruh masyarakat," ucapnya.

Senada, Ketua UPZIS NU Care-LAZISNU Kabupaten Rembang, M Naf'an Fuadi menjelaskan kenaikan biaya haji tentu membuat masyarakat kaget. Meski demikian, dirinya yakin pemerintah sudah memiliki perhitungan yang matang terkait kenaikan tersebut.

"Kalau memang kenyataan seperti itu, kita akan taat dengan keputusan yang sudah dikeluarkan pemerintah dan DPR. Semoga jemaah haji Indonesia diberi kemudahan termasuk dalam penyertaan biayanya," ucap Naf'an.