Elshinta.com - Hujan yang mengguyur selama dua pekan terakhir dengan intensitas tinggi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menyebabkan debit air Sungai Juwana, Sungai JU1, Sungai Bakinah, Sungai Jumirah, Sungai Piji dan Sungai Dawe mengalami kenaikan sehingga menggenangi akses jalan desa, permukiman warga dan persawahan di Wilayah Kecamatan Jati, Kecamatan Undaan dan Kecamatan Mejobo dan Kecamatan Jekulo.
Kasi Kedaruratan BPBD kabupaten Kudus Ahmad Munaji menyampaikan luapan sungai-sungai membuat tujuh desa di empat kecamatan kembali tergenang banjir. Dengan total keseluruhan warga terdampak ada 4099 KK, rumah tergenang 540 KK, jumlah persawahan tergenang 2159 hektar.
"Hingga Selasa (28/2) ada pengungsi sebanyak 13 jiwa atau 5 KK merupakan warga Desa Payaman kecamatan Mejobo. Para pengungsi ini lansia dan balita", katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sutini.
Data untuk desa yang terdampak banjir yakni Desa Jati Wetan (Dusun Tanggulangin, Gendok, Barisan) dengan ketinggian Air sekitar 10 - 50 centimeter.
Desa Tanjungkarang, ketinggian Air antara 10 - 30 centimeter. Desa Jetis Kapuan ketinggian Air 10 - 50 centimeter. Untuk kecamatan Undaan banjir menggenangi
Desa Ngemplak, Desa Karangrowo (Dukuh krajan), Desa Undaan Lor sedangkan untuk kecamatan Mejobo, banjir terjadi di Desa Payaman (Dukuh Karanganyar), ketinggian Air mencapai 70 centimeter.
"Saat ini juga telah dibuka dapur umum di Desa Karangrowo karena rumah warga kembali tergenang banjir sehingga untuk kebutuhan makan disiapkan dari dapur umum", ujarnya.
Ditambahkan, area persawahan yang tergenang banjir yakni Desa Mejobo 28 hektar. Desa Gulang 13 hektar, Desa Jojo 20 hektar, Desa Kesambi 38 hektar, Temulus 50 hektar, Kirig 40 hektar, Wates 50 hektar, Wonosoco 50 hektar, Undaan Kidul 50 hektar. Undaan Tengah 50 hektar, Sidomulyo 50 hektar, Bulungkulon 30 hektar, Sadang 50 hektar dan Desa Bulungcangkring 50 hektar.