Panen raya tiba, stok kebutuhan beras di Majalengka aman
Elshinta.com, Pemkab Majalengka, Jawa Barat ikut mensukseskan program Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia, yakni Panen Padi Nusantara Satu Juta Hektar.

Elshinta.com - Pemkab Majalengka, Jawa Barat ikut mensukseskan program Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia, yakni Panen Padi Nusantara Satu Juta Hektar.
Panen padi serentak yang digelar dalam beberapa hari ini, merupakan bentuk upaya pemerintah pusat bersama seluruh kabupaten/kota se Indonesia dalam meningkatkan produktivitas padi dan meningkatkan swasembada pangan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Iman Firmansyah mengatakan Pemkab Majalengka sangat mendukung program, Panen Padi Nusantara Satu Juta Hektar.
Menurutnya, program tersebut sangat membantu petani dalam meningkatkan produktivitas padi.
Apalagi di Kabupaten Majalengka di masa panen yang sekarang ini, ada sekitar 18.329 hektar yang melaksanakan panen di bulan Maret 2023 dan luas sawah di Kabupaten Majalengka ada sekitar 49.465 hektar.
Sehingga untuk kebutuhan gabah atau untuk kebutuhan beras di Kabupaten Majalengka ini sangat aman sekali.
"Kita harus bersama-sama dan bersinergi, antara pusat dan daerah, untuk mendorong peningkatan produksi hasil pertanian, sehingga ketahanan pangan di Indonesia tetap terjaga dan petani sejahtera,” ucapnya usai melaksanakan panen raya di Desa Cidenok Kecamatan Sumberjaya Sabtu lalu (11/3).
Selain itu, Iman juga mengatakan produksi padi yang bisa dihasilkan di Kabupaten Majalengka Tahun 2022 sebanyak 681.821 Ton dan itu produksi dari luas tanam yang ada.
Sedangkan khusus untuk di Kecamatan Sumberjaya, untuk produksinya 32.776 ton, luas panennya ada 4.418 hektar luas tanamannya 5.249 hektar.
Oleh karena itu, untuk peningkatan produktivitas di Kabupaten Majalengka, Pemkab melalui DKP3 terus melakukan trobosan.
Seperti melakukan peningkatan Indek Pertanaman (IP), dalam arti, yang lahan sawahnya hanya bisa menghasilkan produksi paska panennya dua kali di ubah menjadi 3 kali dan disesuaikan dengan kondisi sumber air yang normal.
"Bahkan di sumberjaya sudah ada 2 hektar lahan kebun dicetak menjadi lahan sawah, itu juga adalah Langkah-langkah untuk mengamankan produksi." ucapnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Enok Carsinah, Senin (13/3).
Sementara itu Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Provinsi Jawa Barat Agus Susanto mengatakan ada pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat dalam program ini, karena pada prinsipnya bangsa Indonesia itu, bisa menghasilkan padi.
"Seperti yang dilihat disini Majalengka sudah bisa mandiri. Bahkan produknya, digunakan untuk masyarakatnya. Jadi saya yakin bangsa kita mampu apalagi setelah panen ini langsung dikelola lagi digarap jeraminya dikembalikan ke tanah untuk fermentasi. Sehingga lahan secepatnya tidak boleh berbulan-bulan kosong ini harus segera disambung dengan penanaman berikutnya," tandasnya.