Elshinta.com - Menteri Sosial Tri Rismaharini datang berkunjung memantau pelaksanaan kegiatan operasi katarak di Simpang Lima Gumul Hospital, Kediri, Jawa Timur, Jumat (17/3). Turut mendampingi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana beserta Forkopimda lainya.
Dalam kunjunganya tersebut, mantan wali kota Surabaya ini melakukan pengecekan mulai dari kesiapan prasarana fasilitas berupa alat yang digunakan untuk operasi maupun tenaga medis. Selain itu Tri Rismaharini juga terlihat berupaya untuk membesarkan hati para pasien agar tidak takut saat menjalani operasi.
Dalam keteranganya Menteri Sosial mengatakan kegiatan ini diikuti kurang lebih 300 warga Kabupaten Kediri yang mengalami gangguan kesehatan di bagian mata (katarak). Ia meminta kepada Bupati Kediri agar para pasien secepatnya ditangani agar tidak memerlukan waktu lama.
"Kemungkinan bisa 2 atau 3 hari, saya mohon pak Bupati bisa lebih banyak (pasien yang tertangani) sehingga waktunya tidaknya terlalu panjang. Agar mereka tidak stress karena harus menunggu lama. Lagi pula ini mendekati bulan puasa kegiatan ini diharapkan bisa selesai," harapnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Fendi Lesmana, Jumat (17/3).
Lebih lanjut Tri Rismaharini menceritakan pengalamannya pernah menangani 90 pasien katarak yang dapat diselesaikan dalam tentang waktu satu hari.
"Memang terkadang sampai malam, karena kalau saja mereka stress tensi jadi naik tidak bisa dioperasi dan harus ditunda. Karena itu kalau semakin cepat, mereka bisa santai," pungkasnya.
Sementara itu Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana ikut menambahkan jika hari ini ada sekitar 70 pasien yang sudah menjalani proses screening.
"Saran bu Mensos perhari itu harusnya idealnya 70 dan ini kita persiapkan. Jadi pak Kadinkes tolong cek rumah sakit sekitar, termasuk rumah sakit kota tetangga untuk kita tarik dulu lensanya supaya dapat diselesaikan 2 sampai 3 hari sesuai arahan Bu Mensos," ungkap Bupati.
Sementara itu Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri mencatat kasus jumlah penderita penyakit katarak tahun ini mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun lalu. Dari tiga tahun terakhir awalnya mencapai 1500 penderita kemudian naik menjadi 1600 penderita.
"Asumsinya bukan kasus baru tapi akumulatif dari kasus sebelumnya. Dan yang sudah dilakukan tindakan operasi kurang lebih hanya 50-60 persen. Sisanya banyak hal kenapa masyrakat belum berani melaksanakan operasi. Faktor tingginya penderita katarak karena usia, " tambah Bambang Triyono Putro selalu Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri.
Dokter spesialis mata dari yang dilibatkan untuk penanganan pasien katarak sekitar 7 orang.