Elshinta.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi adanya sembilan titik panas di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), sehingga semua pihak diminta saling menjaga agar tidak terjadi titik panas lagi karena sejumlah kawasan masih berpotensi panas beberapa hari.
"Sebaran titik panas tersebut telah kami informasikan kepada pihak terkait agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Jumat (17/3).
Sebanyak sembilan titik panas tersebut terpantau Jumat ini mulai pukul 01.00 hingga pukul 16.00 Wita, kemudian langsung disampaikan ke instansi terkait, terutama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di tingkat Provinsi Kaltim maupun kabupaten masing-masing agar mendapat penanganan lebih lanjut.
Sehari sebelumnya (Kamis, 16/3), pihaknya juga mendeteksi sebanyak 20 titik panas tersebar pada tiga kabupaten di Kaltim, yakni Berau, Kutai Kartanegara, dan Kutai Timur, namun titik panas tersebut telah padam setelah dilakukan penanganan oleh pihak terkait.
Sedangkan sembilan titik panas yang terpantau hari ini berada di titik koordinat berbeda, meskipun ada yang masih dalam satu kabupaten maupun kecamatan yang sama.
Sebanyak sembilan titik panas yang terdeteksi hari ini tersebar pada dua kabupaten, yakni di Kabupaten Berau ada satu titik, sedangkan selebihnya yang sebanyak delapan titik berada di Kabupaten Kutai Timur.
Rinciannya adalah titik panas di Kabupaten Berau berada di Kecamatan Sambaliung dengan tingkat kepercayaan menengah, yakni pada koordinat 217.6550 bujur - 2.1079 lintang.
Sedangkan delapan titik panas yang berada di Kutai Timur, semuanya tersebar pada delapan lokasi di Kecamatan Kaubun yang semuanya juga memiliki tingkat kepercayaan menengah.
Saat ini, katanya, sebenarnya masih masuk musim hujan, namun terdapat peluang dalam beberapa hari tidak terjadi hujan berturut-turut di sejumlah kawasan, sehingga hal ini berakibat pada mengeringnya biomassa di lahan tertentu yang rawan terjadi kebakaran.
"Mengingat akhir-akhir ini kerap terpantau titik panas, maka kami mengimbau semua elemen untuk sama-sama menjaga, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan, apalagi jika di kawasan tersebut ada hutan atau lahan yang mudah terbakar," kata Diyan.