Elshinta.com - Ziarah kubur menjelang bulan Ramadan kerap dilakukan oleh masyarakat, bagai sebuah tradisi. Selain membacakan doa dan surah yasin untuk para arwah, ziarah kubur juga merupakan pengingat diri untuk menuju kematian yang pasti akan datang.
Kegiatan di akhir bulan Sya'ban yang lazim dan umum dilaksanakan yakni ziarah kubur, dimana di setiap daerah tidak sama namanya. Sebut saja di Jawa mereka menyebutnya nyekar, arwahan dan munggahan bagi warga Jawa Barat tapi intinya semua mendoakan para arwah sanak saudara mereka yang telah meninggal dunia.
Salah seorang peziarah yang bisa ditemui di tempat pemakaman umum, Ardiana (47) dimana dia datang bersama anaknya menziarahi makam mertuanya sembari membacakan surah yasin dan menabur bunga di atas makam.
"Kami sudah biasa berziarah ke makam keluarga kami yang sudah mendahului kami menghadap Sang Khalik. Sebenarnya, ziarah kubur ini tidak harus dekat bulan puasa, hari lain juga boleh dilaksanakan bagi yang memiliki waktu," katanya, saat ditemui di TPU Wonosari Kelurahan Perdamaian, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, M Salim, Minggu (19/3).
Sementara itu para penziarah mulai memadati tempat pemakaman umum (TPU) di wilayah Kabupaten Langkat sejak seminggu yang lalu. Terutama bagi para warga yang berada jauh dari kampung tempat keluarga mereka dimakamkan.
Dengan adanya tradisi ziarah kubur ini, tentunya dapat membantu penjual bunga dan air mawar dadakan yang melapak di dekat pemakaman umum. Para penjual perlengkapan ziarah biasanya sejak pagi sudah menggelar dagangannya di dekat tempat pemakaman umum di wilayah Kabupaten Langkat.