Elshinta.com - Melalui Keperes No 9 tahun 2019, Presiden Joko widodo menetapkan 1 April sebagai Hari Penyiaran Nasional. Tentu saja ini adalah sebuah penghargaan bagi insan penyiaran di Indonesia, televisi maupun penyiaran radio.
Tak dapat dipungkiri peran penyiar sangat strategis untuk mengedukasi masyarakat melalui siaran, sehingga masyarakat tercerahkan dengan ragam informasi yang akurat dapat dipercaya dan menjadi rujukan masyarakat.
Ketua Umum Perkumpulan organisasi Penyiar Radio Seluruh Indonesia (PERSIARI) Suwiryo dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (1/4) mengakui bahwa dunia penyiaran khususnya radio kini berada pada kondisi yang tidak baik-baik saja. Pandemi Covid 19 telah meluluhlantakan sebagian eksistensi radio. "Banyak diantara mereka yang berhenti bersiaran karena tak mampu lagi bertahan." katanya.
Sementara, lanjut Suwiryo, jika menilik ke belakang saat Pandemi Covid-19, radio memiliki peran yang sangat strategis dalam membantu pemerintah untuk mengedukasi masyarakat. "Melalui siarannya, para penyiar radio terus menggelorakan hidup sehat, mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker," ucapnya.
Kini melalui Tageline Siaran Sehat untuk Pemilu Bermartabat, insan radio kembali dipanggil untuk mengedukasi masyarakat, mencegah dan melawan hoax yang kerap mengisi ruang publik dengan informasi yang menyesatkan.
"Kini pada moment Hari Penyiaran Nasional ke-90, Pemerintah diharapkan tetap konsisten memberikan perlindungan kepada insan penyiaran radio. Sebab tak dapat dipungkiri, kesejahteraan bagi para penyiar radio masih memprihatinkan," tegasnya.
Selamat Hari Penyiaran Nasional ke-90
Siaran Sehat untuk Pemilu Bermartabat