15 Mei 1998: Akhir dari kerusuhan besar
Elshinta.com, Kerusuhan besar yang terjadi pada 13-15 Mei 1998 ini tentu menjadi catatan kelam sejarah bangsa Indonesia. Penyebab peristiwa ini sebenarnya adalah krisis finansial Asia atau krisis moneter tahun sebelumnya, yakni 1997.

Elshinta.com - Kerusuhan besar yang terjadi pada 13-15 Mei 1998 ini tentu menjadi catatan kelam sejarah bangsa Indonesia. Penyebab peristiwa ini sebenarnya adalah krisis finansial Asia atau krisis moneter tahun sebelumnya, yakni 1997.
Krisis ekonomi kemudian meluas hingga ke politik, dan memantik hilangnya kepercayaan publik terhadap pemerintah. Ditambah tewasnya empat mahasiswa Universitas Trisakti pada 12 Mei 1998 kian menyulut emosi masyarakat yang sudah pusing dengan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Konsentrasi kerusuhan terbesar terjadi di Jakarta, Medan dan Surakarta.
Baca juga Puncak kerusuhan
Di Jakarta sendiri, kerusuhan yang berlanjut hingga 15 Mei 1998 ini mulai mereda. Namun, aparat keamanan terlihat lebih aktif berpatroli sembari membersihkan sisa-sisa aksi sebelumnya. Di Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, ratusan korban tewas terbakar ditemukan di Toserba Yogya.
Ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jabotabek bergerak memadati pelataran gedung DPR RI. Mereka mendesak pimpinan Dewan untuk mengusulkan kepada MPR RI agar menyelenggarakan sidang istimewa sesegera mungkin.
Sementara itu, Presiden Soeharto tiba di Kairo dan melalui Menteri Penerangan Alwi Dahlan, dia membantah telah mengatakan telah bersedia untuk mundur. Namun, jika masyarakat tidak percaya lagi, Soeharto akan lengser keprabon atau turun tahta.
Ketua DPR/MPR Harmoko kemudian mengumumkan hasil rapat yang meminta agar Presiden Soeharto mengundurkan diri.
Dampak kerusuhan
Melansir kompas.com, selain berimbas pada turunnya tahta Soeharto, kerusuhan Mei 1998 juga membawa sejumlah dampak lain, mulai dari kerusakan hingga kematian.
Jumlah keseluruhan korban dalam kerusuhan Mei 1998 di berbagai wilayah Indonesia ditaksir mencapai angka 1.217 jiwa meninggal dunia, 91 orang luka, dan 31 orang hilang.
Korban meninggal dunia dalam kerusuhan Mei 1998 disebabkan berbagai kondisi, yakni terbakar, luka akibat senjata atau alat lain, hingga pembunuhan dan pemerkosaan.
Bukan hanya itu, terdapat 159 korban kekerasan seksual selama kerusuhan Mei 1998. Adapun pemerkosaan massal tersebut, lebih banyak terjadi di berbagai wilayah Jakarta, mulai dari Jakarta Pusat, Barat, Timur, Utara, sekitarnya.