Kapolri tegaskan komitmen kepolisian jaga empat pilar kebangsaan
Elshinta.com, Kapolri menyatakan, pihaknya merasa bangga karena banyak santri yang ingin menjadi polisi, untuk bersama-sama melaksanakan tugas menjaga kamtibmas.

Elshinta.com - Kepolisian selalu ingin menjaga 4 pilar bangsa Indonesia, diantaranya adalah toleransi dan kehidupan Bhineka Tunggal Ika. Hal itu menjadi hal mendasar yang akan terus dijaga untuk mengawal keberagaman yang ada di Indonesia. Karena kekuatan bangsa Indonesia adalah kekuatan keberagaman, untuk bisa mengelola dan mengantarkan Indonesia yang maju dan lebih baik mewujudkan cita-cita bersama menuju Indonesia emas.
Hal itu disampaikan Kapolri Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo saat hadir dalam acara halal Bihalal yang diadakan Rabitah Maahid Islamiyah (RMI) PWNU Jateng di Ponpes Asrama Perguruan Islam Subanul Waton, Girikulon Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (20/5/2023).
Kapolri menyatakan, pihaknya merasa bangga karena banyak santri yang ingin menjadi polisi, untuk bersama-sama melaksanakan tugas menjaga kamtibmas. "Karena santri memiliki kemampuan di bidang agama yang tentu tidak diragukan lagi. Dengan banyaknya santri yang masuk Polri, maka hal itu bisa memperkuat pengembangan SDM yang unggul di Kepolisian, terutama saat berinteraksi dengan masyarakat. Karena itu, mereka akan terus kita dorong dan dikembangkan agar bisa melayani dan dekat dengan masyarakat," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Kapolri mengingatkan kepada santri untuk hati-hati dalam menggunakan media sosial. Mereka diminta untuk saring sebelum shering, sehingga hal-hal yang dapat memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa bisa dihindari. Pihaknya juga melakukan kerja sama dengan RMI dan juga kominfo untuk memantau berita-berita hoaks dan kemudian mengambil langkah terkait hal tersebut.
Sementara itu, pengasuh Ponpes API Subanul Waton Kabupaten Magelang KH Yusuf Chudlori menyampaikan, kehadiran Kapolri dalam rangka sinergitas ulama dan polri. "Karena apapun, untuk menjaga NKRI dan kebersamaan, kegiatan ini juga sebagai bentuk kewaspadaan dari RMI atau pesantren di bawah naungan NU, tentang maraknya paham-paham radikalisme yang tidak menutup kemungkinan, kalau tidak diwaspadai akan masuk ke pesantren-pesantren NU," ujarnya.
Karena itu, pihaknya minta arahan dari Kapolri untuk mengantisipasi hal tersebut. Juga tentang arahan edukasi pemilu, agar di Indonesia bisa berjalan dengan aman. "Siapapun yang terpilih menjadi pemimpin nantinya, hal itu merupakan pilihan terbaik rakyat Indonesia," tegasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Kurniawati, Selasa (23/5).