Marak aplikasi seks, ODHA di Kudus meningkat

Elshinta.com - Kasus orang dengan HIV/Aids (ODHA) di Kudus Jawa Tengah masih tinggi dimana hampir setiap bulan lebih dari 10 kasus baru. Data yang ada di Komisi Penanggulangan Aids Daerah Kabupaten Kudus dari bulan Januari sampai Mei 2023 terdapat 68 kasus baru. Terbanyak penularan dari hubungan seks berisiko.

Menurut Eni Mardiyanti manager kasus Kelompok Dukungan Sebaya (KDS), penularan hiv / Aids mengalami pergeseran tidak lagi penularan karena suaminya merantau ke luar daerah yang suka "jajan" sembarangan. Selain itu juga masih banyaknya orang yang belum faham akan pencegahan penularan HIV yakni memakai alat pengaman.

Akhir-akhir ini tidak hanya yang memantau tetapi marak aplikasi chat seks penyuka sesama jenis seperti lelaki suka lelaki (LSL).

"Ini cerita nyata ada seorang anak laki-laki berusia 15 tahun yang masuk dalam aplikasi chatting LSL, disitu ia menerima orderan dari seorang bapak, kemudian si anak ini minta foto bapak tersebut, betapa kagetnya ternyata bapak kandung sendiri. Ia kemudian membatalkan orderannya, ia baru mengetahui selama ini bapaknya seorang bisek. Kisah seperti ini yang perlu menjadi perhatian kita bersama. Edukasi seks sejak dini sangat diperlukan", katanya.

Dikatakan, untuk kasus anak dengan Hiv Aids (ADHA ) terdampak di Kudus, ada 21 anak yang diasuh oleh kerabat, karena rata-rata orang tua mereka sudah meninggal. Saat ini anak dengan HIV tersebut beberapa tahapan usia, seperti balita ada 2 orang sedangkan lainnya usia sekolah dasar.

"Kita bantu untuk susu formula untuk yang masih balita setiap bulan sebanyak 2 kilogram. kita edukasi keluarganya terkait cara merawatnya", ujar Eni seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sutini, Selasa (27/6).