14 September 1908: Berdirinya perusahaan penerbitan pertama Indonesia
Elshinta.com, Balai Pustaka adalah salah satu perusahaan penerbitan terkemuka di Indonesia dengan sejarah panjang dan peran yang penting dalam perkembangan budaya, literasi, dan pendidikan di negara ini.

Elshinta.com - Balai Pustaka adalah salah satu perusahaan penerbitan terkemuka di Indonesia dengan sejarah panjang dan peran yang penting dalam perkembangan budaya, literasi, dan pendidikan di negara ini.
Dibentuk pada 14 September 1908 dengan nama Commisie voor de Inlandsche School en Volkslectuur oleh pemerintah kolonial Belanda di Hindia Belanda, puluhan buku dan majalah diterbitkan saat itu dalam bahasa Melayu dan berbagai bahasa daerah yaitu Jawa, Sunda, Madura, Batak, Aceh, Bugis, dan Makassar, dan ditulis dalam bahasa Melayu, Latin, Jawa, maupun Arab.
Baca juga Awal berdirinya perusahaan penerbitan dan percetakan milik negara, Balai Pustaka
Mengutip balaipustaka.co.id, para sastrawan dan tokoh pergerakan seperti Abdoel Moeis memanfaatkannya untuk membangkitkan kesadaran kebangsaan hingga lahir Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Budayawan Marah Rusli, Muhammad Yamin, Idrus, Hamka, hingga STA juga menyebarkan pikiran kebangsaan melalui lembaga ini.
Sebelum merdeka, Balai Pustaka telah membangun sekitar 2.800 Taman Bacaan Rakyat. Selanjutnya Balai Pustaka menjadi pilar sastra dan budaya bangsa yang melibatkan sosok seperti H.B. Jassin hingga Achdiat K. Mihardja, juga menjadi sarana Negara untuk menyediakan buku-buku pendidikan.
Balai Pustaka telah memainkan peran yang signifikan dalam pengembangan bahasa, literasi, dan budaya Indonesia. Mereka terus berkomitmen untuk mendukung perkembangan sastra, pendidikan, dan pengetahuan di negara ini, menjadikannya salah satu lembaga penerbitan yang paling dihormati dan bersejarah di Indonesia.