Top
Begin typing your search above and press return to search.

Kadar Bisfenol A (BPA) dalam kemasan galon guna ulang yang beredar di Indonesia masih dalam batas aman

adar Bisfenol A (BPA) dalam kemasan galon guna ulang yang beredar di Indonesia masih berada dalam batas aman untuk kesehatan dan belum mencapai ambang yang bisa mengganggu metabolisme.

Widodo
Kadar Bisfenol A (BPA) dalam kemasan galon guna ulang yang beredar di Indonesia masih dalam batas aman
X
ilustrasi galon air minum dalam kemasan. (freepik.com)

Elshinta.com - Kadar Bisfenol A (BPA) dalam kemasan galon guna ulang yang beredar di Indonesia masih berada dalam batas aman untuk kesehatan dan belum mencapai ambang yang bisa mengganggu metabolisme, kata dokter spesialis penyakit dalam dr. Laurentius Aswin Pramono, M-Epid.

"Untuk menimbulkan gangguan metabolisme dan endokrin, butuh kadar yang sangat besar dalam satu waktu secara bersamaan," kata dokter dari FKUI itu mengutip Antaranews.

Aswin menyatakan pada dasarnya semua bahan kimia bersifat endocrine disruptor, yaitu komponen kimiawi yang bisa mengganggu fungsi sistem endokrin dan reproduktif dalam tubuh.

Namun, kandungan BPA dalam galon guna ulang hanya 0,001 persen dari ambang batas yang bisa mengganggu. Jadi, butuh hingga 10.000 galon dalam satu waktu untuk mencapai batas yang dapat mengganggu hormon dalam tubuh.

Artinya, kecil sekali yang bisa menjadikan BPA (dalam galon) jadi endocrine disruptor yang bisa mengganggu metabolisme," jelasnya.

Secara umum, zat-zat kimia yang masuk ke tubuh akan dibersihkan melalui berbagai mekanisme. Misalnya melalui detoksifikasi di liver (hati), dan dibuang oleh ginjal melalui urine.

“Ada banyak jalur pembuangan zat kimia dari tubuh kita. Untuk BPA, akan didetoks di liver. Jadi dalam jumlah kecil tidak berbahaya karena akan didetoksifikasi, sehingga tidak masuk ke peredaran darah,” tutur dr. Aswin.

Dengan kata lain, BPA yang masuk ke tubuh sehari-hari dalam jumlah kecil tidak akan terakumulasi, sehingga potensinya sangat minim untuk bisa menimbulkan endocrine disruption.

“Yang berpotensi mengganggu adalah yang masuk dalam jumlah yang sangat besar dalam satu waktu, bukan akumulasi selama puluhan tahun," kata dia.

Pendapat Dokter Laurentius dikutif terkait ramainya di media sosial beredar informasi BPA yang digunakan pada galon air minum berbahaya bagi kesehatan.

Dokter Laurentius menegaskan, paparan zat-zat kimia itu sangat kecil kemungkinan menyebabkan gangguan infertilitas atau gangguan metabolisme. "Jadi, air mineral galon guna ulang aman dikonsumsi,” tandasnya.

Sebelumnya, Dosen Biokimia dari Fakultas MIPA Institut Pertanian Bogor (IPB) Syaefudin, PhD, mengungkapkan, hingga kini belum ada zat kimia pengganti yang lebih aman dari Bisfenol A (BPA) untuk pengeras galon berbahan polikarbonat atau galon guna ulang.

Ia mengungkapkan, BPA yang tidak sengaja dikonsumsi para konsumen dari kemasan pangan bakal dikeluarkan dari dalam tubuh.

Menurut Syaefudin, BPA akan diubah di dalam hati menjadi senyawa lain sehingga dapat lebih mudah dikeluarkan lewat urin.

"Jadi sebenarnya kalau BPA itu tidak sengaja dikonsumsi oleh tubuh kita, misalkan dari air minum dalam kemasan yang mengandung BPA, tapi ketika dikonsumsi, yang paling berperan itu adalah hati. Ada proses glukoronidase di hati, di mana ada enzim yang mengubah BPA menjadi senyawa lain yang mudah dikeluarkan tubuh lewat urin,” terangnya.

Selain itu, kata Syaefudin, sebenarnya BPA memiliki biological half life atau waktu paruh biologisnya. Artinya, ketika BPA itu misalkan satuannya 10, masuk dalam tubuh, dia selama 5-6 jam akan cuma tersisa 5. “Nah, yang setengahnya lagi itu dikeluarkan dari tubuh. Artinya, yang berpotensi untuk menjadi toksik dalam tubuh sebenarnya sudah berkurang,” pungkasnya. (Dd)

Sumber : Sumber Lain

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire