Kabupaten Malinau pecahkan rekor dunia terbanyak kenakan 'Saung'
Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara), memecahkan rekor dunia kategori penggunaan saung semacam topi khas (capil Jawa) terbanyak, 20.893 buah, pada karnaval budaya dalam rangka Pesta Budaya Irau dan Hari Jadi Ke-24 Kabupaten Malinau.

Elshinta.com - Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara), memecahkan rekor dunia kategori penggunaan saung semacam topi khas (capil Jawa) terbanyak, 20.893 buah, pada karnaval budaya dalam rangka Pesta Budaya Irau dan Hari Jadi Ke-24 Kabupaten Malinau.
"Ini bukti nyata kekayaan kebudayaan kita dan setelah verifikasi dan perhitungan rekor MURI, kami putuskan bahwa bukan hanya rekor Indonesia tetapi rekor dunia penggunaan sa'ung," kata Senior Manajer MURI, Triyono di Malinau, Sabtu.
Triyono berterima kasih kepada masyarakat Malinau telah menjadi sejarah kebudayaan dunia. Lantas piagam penghargaan MURI diserahkan oleh Triyono kepada Bupati Malinau Wempi W Mawa.
Saung, biasa juga disebut Seraung, adalah topi tradisional atau pelindung kepala khas Kalimantan. Bentuknya bundar lalu mengerucut dan pipih serta berpuncak tumpul.
Topi ini terbuat dari rotan yang dianyam. Permukaan luarnya dihiasi ornamen-ornamen Dayak yang berwarna warni. Oleh masyarakat Kalimantan Utara, Saung biasa juga disebut Kedaban.
Saung menjadi pelindung sehari-hari masyarakat terutama dari panasnya sinar matahari saat berladang maupun aktivitas lainnya.
Motifnya yang eksotis dan warnanya yang cantik membuat saung juga banyak dijadikan souvenir hiasan dinding.
Karnaval ini diikuti 11 etnis lokal di Kabupaten Malinau seperti Dayak dengan beberapa sub sukunya, serta etnis Bulungan, etnis Tidung.
Sejumlah paguyuban juga ikut memeriahkan karnaval ini seperti paguyuban Jawa, Bugis, Makassar, Toraja, Batak, Sunda, Minahasa, Sulawesi Tenggara, Bali, dan Nusa Tenggara.
Karnaval diikuti pelajar SD, SMP, SMA sederajat, termasuk organsiasi perangkat daerah, Pemerintahan Kecamatan, Pemerintahan Desa, BUMN, BUMD, dan swasta.
Peserta karnaval memakai baju adat masing-masing, dilengkapi dengan Saung sebagai aksesoris wajib.
Gubernur Kalimantan Utara Zainal A Paliwang mengapresiasi pencapaian rekor dunia yang dilakukan masyarakat Kabupaten Malinau, yang diinisiasi oleh jajaran Pemerintah Kabupaten.
Gubernur juga menyampaikan ucapan selamat kepada Kabupaten Malinau yang berulang tahun ke-24, serta pelaksanaan kesepuluh tahun Irau atau Pesta Budaya Malinau.
"Semoga dengan bertambahnya usia ini, Kabupaten Malinau dapat segera terwujud menjadi daerah yang mandiri, damai, dan sejahtera.
Gubernur mengatakan, dalam 24 tahun mengarungi perjalanan roda pemerintahan, telah banyak hal yang dilewati oleh segenap masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Malinau.
Gubernur melihat perkembangan Kabupaten Malinau yang baik dari segi pertumbuhan ekonomi melalui sektor pengelolaan UMKM, pariwisata, budaya, dan pengelolaan lingkungan hidup.
"Mari terus kembangkan dan bangga budaya dan produk lokal agar dapat terus bertumbuh dan berkelanjutan kepada generasi akan datang," kata Gubernur.
Bupati Malinau Wempi W Mawa mengatakan, momentum Hari Jadi Malinau dapat menumbuhkembangkan rasa persatuan dan kesatuan serta kebanggaan daerah, menciptakan dan mendorong semangat memiliki dan membangun daerah serta memperkuat kecintaan, keterikatan batin rakyat, lembaga politik, sosial, keagamaan, seni dan budaya dalam sistem pemerintahan Kabupaten Malinau sebagai daerah otonom.
Peringatan Hari Jadi Ke-24 Kabupaten Malinau dan Irau ke-10 mengangkat tema "Kebinekaan Mempersatukan Bangsa di Bumi Intimung".
Tema itu didasarkan bahwa Kabupaten Malinau meyakini kebinekaan merupakan realitas bangsa yang tidak dapat dibantah keberadaan-nya. Kebinekaan dimaknai melalui pemahaman multikulturalisme dengan berlandaskan kekuatan spiritualitas.
"Perbedaan suku, agama maupun ideologi menjadi bagian tidak terpisahkan dari sejarah bangsa Indonesia," tutur Bupati Malinau.