Top
Begin typing your search above and press return to search.

Pertahankan dan lestarikan budaya, Diskominfo Boyolali gelar Festival Thek Thek

Pemerintah Kabupaten Boyolali Jawa Tengah dalam hal ini Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) menggelar Festival Thek Thek Tahun 2023. Festival berlangsung di Gelanggang Anuraga selama dua hari, Kamis-Jumat (26-27/10). 

Pertahankan dan lestarikan budaya, Diskominfo Boyolali gelar Festival Thek Thek
X
Sumber foto: Sarwoto/elshinta.com.

Elshinta.com - Pemerintah Kabupaten Boyolali Jawa Tengah dalam hal ini Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) menggelar Festival Thek Thek Tahun 2023. Festival berlangsung di Gelanggang Anuraga selama dua hari, Kamis-Jumat (26-27/10).

Bekerja sama dengan Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Boyolali, Festival tersebut diikuti oleh 25 kelompok kesenian se Kabupaten Boyolali.

Kepala Diskominfo Kabupaten Boyolali, Bony Facio Bandung, Jumat (27/10) mengatakan, festival yang bertema Melangkah Bersama Dalam Melestarikan Tradisi Untuk Boyolali Metal ini digelar untuk melestarikan dan mempertahankan budaya dan komunikasi tradisional yang ada di Kabupaten Boyolali.

“Kami bermaksud festifal ini bisa nguri uri budaya tradisional yang ada, karena dengan teknologi informasi yang semakin meningkat budaya tradisional seperti kentongan itu semakin tergerus. Kita selaku pemerintah harus hadir bisa melestarikan budaya budaya tradisional yang ada di Kabupaten Boyolali,” Kata Bony Fasio Bandung seperti dilaporkan Kontributor Elshinta Sarwoto.

Bony menambahkan, peserta mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang hanya diikuti oleh 19 kelompok. Kini festival diikuti oleh 25 kelompok peserta dengan total hadiah Rp32 juta.

Sementara itu Ketua FK Metra Kabupaten Boyolali, Ribut Budi Santoso mengatakan, salah satu kriteria penilaian yakni alat musik terbuat dari bambu dan kayu.

“Dalam acara festival ini kita akan menggali sebetulnya potensi potensi musik bambu itu seperti apa kreasinya. Ada inovasi tidak terkait dengan ini. Dalam rangka bagaimana kita melestarikan musik yang terbuat dari bambu dan dari kayu khususnya kentongan,” ungkap Ribut.

Festival ini melibatkan lima dewan juri untuk penilaian. Kelima dewan juri tersebut yakni Eko Wahyu dari dosen ISI Surakarta, Unik Cahyani dari Duta Seni Kabupaten Boyolali, Yosep Kustono dari Ketholeng Institute, Ki Fajar Surya Atmaja dari Dalang Remaja Boyolali dan Siti Lestari dari Diskominfo Kabupaten Boyolali.

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire