Selama tahun 2023, 2000 kejadian bencana terjadi di Jawa Tengah
Kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kudus Jawa Tengah. Dimana, kesiapsiagaan ini ditunjukkan dengan adanya Apel siaga yang melibatkan 600 relawan gabungan.

Elshinta.com - Kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kudus Jawa Tengah. Dimana, kesiapsiagaan ini ditunjukkan dengan adanya Apel siaga yang melibatkan 600 relawan gabungan.
Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Bergas Catursasi Penanggungan menyampaikan bahwa jumlah kejadian bencana meningkat signifikan, mencapai lebih dari 2000 kejadian pada tahun 2023. Dampaknya melibatkan kerugian, luka berat, dan korban meninggal dunia. Bergas menekankan perlunya bersatu untuk mengatasi bencana yang datang tanpa pemberitahuan.
"Peningkatan signifikan jumlah kejadian bencana pada tahun 2023 membawa dampak berat. Saatnya bersatu, karena bencana tidak memberi pemberitahuan", ucap mantan Kalakhar BPBD Provinsi tersebut seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sutini, Selasa (21/11).
Bergas mengajak para relawan untuk selalu siap dalam menghadapi bencana, karena kesiapan di wilayah menjadi kunci dalam menangani bencana secara cepat. Untuk itu, Bergas menekankan 5 (lima) prinsip yang harus selalu dipegang teguh oleh relawan yaitu mandiri, profesional, solid, terus bersinergi, dan akuntabilitas.
Ia mendorong pengaktifan kembali siskamling di daerah sebagai sensor keamanan wilayah. Kearifan lokal menjadi kunci dalam menghadapi bencana dengan sigap berkoordinasi bersama relawan.
"Perlunya pengaktifan siskamling di daerah sebagai sensor keamanan wilayah karena kearifan lokal adalah kunci utama dalam menghadapi bencana, dengan sigap berkoordinasi bersama relawan demi menjaga keselamatan dan keamanan masyarakat", kata Bergas.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Kudus, Mundir, menyatakan pihaknya telah melakukan persiapan menghadapi musim penghujan 2023/2024. Bantuan kepada Desa tangguh bencana (destana) dan organisasi kerelawanan meliputi 175 jas hujan, 175 sepatu boot, 108 cangkul, 108 linggis, serta logistik pangan, sandang, dan material bangunan. Sarana prasarana pendukung seperti motor trail rescue, mobil double cabin, pickup dan jeep, perahu karet/polietilen, truk tangki dan truk crab, truk pemadam, ambulans, dan mobil serbaguna turut dikerahkan untuk mendukung kesiapsiagaan.