1 Desember 1956: Mohammad Hatta mundur sebagai wakil presiden
Hari ini 67 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 1 Desember 1956, Mohammad Hatta mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden ke-1 RI.
.jpg)
Elshinta.com - Hari ini 67 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 1 Desember 1956, Mohammad Hatta mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden ke-1 RI.
Dia menjabat sebagai Wakil Presiden (Wapres) sejak 18 Agustus 1945.
Keputusan untuk mengundurkan diri itu membuat posisi wakil presiden kosong hingga 1973.
Bung Karno dan Bung Hatta dijuluki sebagai dwitunggal, karena merupakan simbol kepemimpinan Indonesia di masa awal kemerdekaan Republik Indonesia. Keduanya sahabat sejati meski kerap berbeda pandangan politik. Mereka berjuang bersama dengan pejuang Tanah Air lainnya sejak awal untuk membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan dan kolonialisme.
Di luar jasa besarnya itu, dalam hubungan pribadi, mereka juga adalah sahabat sejati.
Meskipun di akhir pemerintahan, banyak perbedaan yang menyebabkan Bung Hatta mundur sebagai wapres, hubungan keduanya tetap baik. Bahkan, Bung Karno sering berkunjung ke rumah Bung Hatta dan makan siang bersama meskipun ada perbedaan pandangan politik saat itu.
Bung Karno juga tak pernah memiliki niat lagi memilih Wapres setelah Bung Hatta memutuskan mundur. Meutia Hatta menyampaikan, walaupun gaya dan kepribadiannya berbeda, pikiran Bung Karno dan Bung Hatta sama untuk bangsa Indonesia. Mereka bukan hanya sahabat seperjuangan, melainkan juga dekat dalam hati.
Bahkan, kata Meutia, sejak lahir anak-anak Bung Hatta sudah dekat dan selalu bersama-sama dengan keluarga Bung Karno.
Meutia menceritakan, saat dia lahir, Bung Karno-lah yang menanam ari-ari di belakang rumahnya di Yogyakarta. Kakek-nenek Meutia adalah orang Jawa yang masih memercayai bahwa ari-ari harus ditanam oleh bapaknya.
Namun, saat itu Bung Hatta harus pergi mengikuti sidang kabinet. Sekeluarga sempat panik, kemudian, Bung Karno mengusulkan dia yang akan menanam ari-ari tersebut.
Bung Karno juga yang memilihkan jodoh buat Bung Hatta karena Bung Hatta pernah berjanji di Rotterdam, Belanda, tak mau menikah jika Indonesia belum merdeka.
Dialah Rachmi Rahim yang biasa dipanggil Yuke, anak pasangan Rachim dan Anni Nurdin.
Selain itu, Bung Hatta juga pernah menjadi wali nikah Guntur Soekarno saat menikah di Bandung, Jawa Barat.
Saat itu, Bung Karno tidak bisa hadir karena menjadi tahanan rumah pemerintah Orde Baru di Wisma Yaso.
Bung Hatta kemudian berangkat ke Bandung dan menjadi wali nikah Guntur, menggantikan Bung Karno.
”Ini adalah bentuk timbal balik yang sangat manusiawi dan persahabatan sejati dari keduanya,” tutur Meutia.