Top
Begin typing your search above and press return to search.

Hujan masih berpotensi terjadi di Humbahas, BNPB minta seluruh forkopimda waspada

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mewanti-wanti segenap unsur forkopimda Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) agar tetap waspada terkait adanya prakiraan cuaca dari BMKG yang menyebut bahwa hujan dengan intensitas rendah hingga tinggi masih berpotensi terjadi sampai sepekan ke depan.

Hujan masih berpotensi terjadi di Humbahas, BNPB minta seluruh forkopimda waspada
X
Sumber foto: Diurnawan/elshinta.com.

Elshinta.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mewanti-wanti segenap unsur forkopimda Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) agar tetap waspada terkait adanya prakiraan cuaca dari BMKG yang menyebut bahwa hujan dengan intensitas rendah hingga tinggi masih berpotensi terjadi sampai sepekan ke depan.

Hal itu disampaikan Suharyanto saat memimpin Rapat Koordinasi Penanganan Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kecamatan Baktiraja di Kantor Bupati Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Senin (4/12).

"Diperkirakan ke depan akan masih berlangsung hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi sampai sepekan kedepan. Kita harus meningkatkan kewaspadaan. Jadi tolong disampaikan ke kepala desa, camat, babinsa, bhabinkamtibmas, polsek dan seterusnya,” jelas Suharyanto.

Lebih lanjut, Suharyanto memberikan pesan mitigasi dan kesiapsiagaan apabila terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi dalam durasi lebih dari satu jam, maka masyarakat yang tinggal di wilayah zona merah maupun di lereng tebing agar segera evakuasi secara mandiri ke tempat yang lebih aman. Menurut catatan Suharyanto, dari rentetan kejadian banjir bandang dan tanah longsor yang memakan korban rata-rata disebabkan karena masyarakat tidak atau terlambat melakukan evakuasi saat terjadi hujan intensitas tinggi dalam durasi cukup lama.

"Jika terjadi hujan lebat dengan durasi lebih dari satu jam, maka masyarakat yang tinggal di lahan kritis di lereng tebing harus diungsikan. Karena rata-rata korban terjadi karena masyarakat di lokasi rawan longsor tetap di rumah pada saat hujan deras. Kemudian longsor. Itu itungannya detik, jadi sangat cepat,” kata Suharyanto.

Mantan Pangdam V Brawijaya itu kemudian mencontohkan kisah sukses seorang kepala desa di Nusa Tenggara Timur yang berhasil menyelamatkan warganya dari petaka banjir bandang. Kepala desa itu menurut cerita Suharyanto, mengajak warganya yang tinggal di daerah rawan bencana untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman sebelum banjir bandang terjadi.

"Benar saja, kurang dari satu jam, air bah datang dan menggulung semua yang ada. Permukiman masyarakat rusak parah, namun tidak satupun warga menjadi korban," jelas Dia. Tentunya hal ini dapat dijadikan teladan bagi seluruh aparatur negara, seperti para peserta rapat yang hadir di Kantor Bupati Humbang Hasundutan hari ini, Senin (04,/12).

"Di NTT ada seorang kepala desa. Begitu hujan satu jam dia keluar pakai payung dan jas hujan lalu diketok itu rumah-rumah masyarakat meminta mereka agar mengungsi ke daerah yang aman. Betul itu. Tidak ada satu jam banjir bandang datang. Kemudian tidak ada korban dan semua selamat,’ tambah Suharyanto.

Kepala BNPB juga memotivasi seluruh peserta rapat yang hadir untuk meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Sebab, hal itu sudah menjadi kewajiban seluruh aparatur negara yang disumpah berdasarkan kepercayaan dan undang-undang yang berlaku di Indonesia.

"Itu tugas kita. Kita sebagai aparat negara ketika mau lebih bersusah payah dan keluar dari zona nyaman, maka semua masyarakat bisa diselamatkan,” tegas Suharyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Kontributor Elshinta, Diurnawan, Selasa (5/12).

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire