Top
Begin typing your search above and press return to search.

Hasil Sensus Pertanian 2023 BPS Sukoharjo, jumlah petani dan usaha tani turun signifikan

Badan Pusat Statistik (BPS) Sukoharjo, Jawa Tengah merilis hasil sensus pertanian 2023. Terdata jumlah petani dan pelaku usaha tani mengalami penurunan signifikan selama sepuluh tahun terakhir. Petani atau Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) turun 17,84 persen, sedangkan Usaha Pertanian Perorangan (UTP) turun 27,09 persen dibanding Tahun 2013.

Hasil Sensus Pertanian 2023 BPS Sukoharjo, jumlah petani dan usaha tani turun signifikan
X
Sumber foto: Deni Suryanti/elshinta.com.

Elshinta.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Sukoharjo, Jawa Tengah merilis hasil sensus pertanian 2023. Terdata jumlah petani dan pelaku usaha tani mengalami penurunan signifikan selama sepuluh tahun terakhir. Petani atau Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) turun 17,84 persen, sedangkan Usaha Pertanian Perorangan (UTP) turun 27,09 persen dibanding Tahun 2013.

Plt Kepala BPS Kabupaten Sukoharjo, Hesmiyati mengatakan, sensus pertanian secara nasional dilaksanakan sejak Januari 2021 - 15 April 2024 mendatang. Hasil pendataan tahap satu dengan obyek survey pelaku pertanian dan usaha pertanian diketahui terjadi penurunan jumlah dengan perbandingan sensus yang sama pada 2013 silam. Jumlah RTUP ada sebanyak 56.009 rumah tangga dan UTP sejumlah 56.902 unit.

"Petani yang ditarget sensus adalah pelaku usaha pertanian yang mengelola usaha baik tanaman pangan, perkebunan, ternak, perikanan maupun jasa pertanian lainnya," kata Hesmiyati.

Menurutnya, jumlah petani dan usaha tani di Sukoharjo terkonsentrasi di dua wilayah yakni Kecamatan Weru mencapai 9.846 unit dan Polokarto sebanyak 9.641 unit. Sementara wilayah dengan jumlah usaha sektor pertanian paling kecil ada di Kartasura hanya 1.123 unit.

Jumlah petani tercacah sensus, lanjut Hesmiyati, sebanyak 55.514 orang dimana 46.777 orang diantaranya merupakan petani gurem. Yakni petani yang hanya menggarap lahan dalam luasan kecil. Namun yang cukup menjadi perhatian mayoritas petani di Sukoharjo berada pada usia lanjut. Untuk jumlah petani milenial atau petani muda cenderung mengalami perkembangan yang lambat. Sejak digulirkan program petani milenial pada 2013 lalu, saat ini hanya ada sekitar 5.000 petani muda.

"Jumlah yang cukup kecil dari total jumlah petani yang ada atau 8,8 persennya," ujar dia seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Deni Suryanti, Rabu (13/12).

Hesmiyati menyebutkan, usaha bidang pertanian menempati urutan ketiga dalam ragam pekerjaan di Sukoharjo setelah bidang industri dan perdagangan. Sehingga hal ini sangat mungkin menjadi salah satu sebab lambatnya pertumbuhan petani milenial. Rata-rata pekerjaan yang dibidik angkatan kerja adalah bidang industri.

"Karena Sukoharjo juga banyak pusat-pusat industri," imbuhnya.

Dia juga menegaskan, jumlah penurunan petani bisa menjadi indikasi berkurangnya luasan lahan pertanian yang dikelola. Tetapi tidak berbanding lurus dengan produktivitas pertanian yang ada. Sukoharjo masih dianggap sebagai lumbung pangan khususnya padi dimana produksi berasnya memasok pasar daerah sekitar.

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire