Libur Nataru, legislator minta pemda antisipasi pedagang atau parkir 'nuthuk'
Yogyakarta menjadi salah satu destinasi wisata favorit selama masa libur Natal dan Tahun Baru. Membanjirnya wisatawan ke Yogyakarta harus disambut dengan ramah dan tidak ada yang memanfaatkan untuk mengeruk keuntungan semata.

Elshinta.com - Yogyakarta menjadi salah satu destinasi wisata favorit selama masa libur Natal dan Tahun Baru. Membanjirnya wisatawan ke Yogyakarta harus disambut dengan ramah dan tidak ada yang memanfaatkan untuk mengeruk keuntungan semata. Salah satu yang harus diantisipasi adalah pedagang atau parkir yang menaikan harga secara tidak wajar atau nuthuk.
"Pemda agar melakukan pengendalian terhadap harga-harga kuliner di Yogya, agar yang wajar. Orang yang ke Yogya kan ingin menikmati kulinernya dan harganya biasa saja," ujar Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto.
Menurutnya, Pemda DIY harus bekerjasama dengan Pemkot atau Pemkab untuk koordinasi melakukan pengawasan dan pengendalian harga dan tarif. Para pelaku wisata dan masyarakat harus juga berpartisipasi bersama menjaga untuk memberikan rasa aman dan nyaman selama masa libur Nataru ini.
Dalam menghadapi masa libur Nataru, Komisi A DPRD DIY telah menggelar rapat koordinasi dengan pihak terkait seperti Dirlantas Polda DIY, Dinas Pariwisata DIY, Sat Pol. PP DIY. Dari rapat koordinasi tersebut, Komisi A DPRD DIY merekomendasikan beberapa hal yaitu; Pemda DIY agar meningkatkan dan mengoptimalkan kerjasama dengan instansi vertikal khususnya TNI/ Polri dan berbagai instansi terkait lain termasuk partisipasi masyarakat untuk keamanan dan kenyamanan pada masa perayaan Natal dan Tahun Baru.
"Pemda DIY untuk melibatkan partisipasi masyarakat baik yang tergabung dalam jaga warga, SAR Linmas, Pokdarwis dan lain-lain, untuk memberikan pelayanan terbaik wisatawan dan warga.
Masyarakat juga dihimbau untuk tertib berlalulintas baik dalam kelengkapan kendaraan dan terutama angkutan yang memuat banyak orang baik bus atau lainya yang menuju destinasi wisata harus dalam kondisi yang bagus dan driver mengenali medan.
Komisi A juga merekomendasikan pentingnya mitigasi bencana di daerah yang rawan bencana. Termasuk di kawasan wisata Merapi agar selalu siap siaga karena masih ada tumpukan material erupsi.
"Jika hujan di Merapi itu berpotensi terjadi banjir lahar dingin. Wisatawan, masyarakat agar mentaati untuk tidak beraktifitas di kawasan yang dilarang," katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Izan Raharjo.