6 Maret 2014: Mengenang legenda komedi Indonesia, Jojon

Elshinta.com - Pada tanggal 6 Maret 2014, Indonesia kehilangan salah satu ikon komedi terbesarnya dengan meninggalnya pelawak terkenal, Jojon, yang bernama asli Djuhri Masdjan. Berita ini menyisakan kesedihan mendalam bagi penggemar seni hiburan Tanah Air, sementara mengingatkan akan warisan karya yang telah diukir oleh sosok yang penuh humor ini.

Djuhri Masdjan, yang lebih dikenal dengan nama panggungnya Jojon, lahir pada tanggal 5 Juni 1946 di Garut, Jawa Barat. Dia tumbuh menjadi salah satu figur yang sangat dihormati di dunia seni peran Indonesia.

Karier Jojon dimulai pada era 1980-an, ketika dia bergabung dengan grup lawak Jayakarta Grup bersama Hasanuddin atau Uuk, Suprapto atau Esther, Johny atau Joice, dan Cahyono.

Namun pada era 90-an, satu per satu anggotanya hengkang. Uuk, Esther, Cahyono dan Jojon memilih bersolo karier dengan menjadi pelawak tunggal. Ciri khas dari penampilannya adalah kumis kecil ala Charlie Chaplin/Adolf Hitler dan celana bretel menggantung sehingga mudah diingat oleh penggemarnya.

Tidak hanya dikenal karena kepiawaiannya dalam berkomedi, Jojon juga dikenal sebagai seorang aktor yang memiliki talenta luar biasa. Perannya dalam berbagai film dan acara televisi tidak hanya membuat penonton tertawa, tetapi juga menunjukkan kedalaman bakatnya dalam berakting.

Setelah berkarier selama puluhan tahun, Jojon tutup usia karena serangan jantung di Rumah Sakit Premier, Jatinegara, Jakarta Timur. Menurut sahabatnya, Cahyono, Jojon sudah lama mengeluh kerap sakit pada bagian dadanya. Ia mengaku bertemu Jojon terakhir kali di lokasi syuting.

Kepergian Jojon meninggalkan sebuah kekosongan dalam industri hiburan Indonesia. Namun, warisan karya-karyanya tetap hidup dalam ingatan para penggemar seni peran Tanah Air. Dari lawakan-lawakan yang membuat orang tertawa hingga peran-peran dalam film yang menginspirasi, Jojon akan selalu diingat sebagai salah satu ikon komedi Indonesia yang tak terlupakan.

Selain itu, dedikasi Jojon dalam dunia seni juga memberikan inspirasi bagi generasi pelawak dan aktor muda Indonesia. Semangatnya dalam menghibur orang lain dengan humor yang bersih dan kreatif tetap menjadi contoh bagi mereka yang mengikuti jejaknya.