Hendak mudik, BMKG imbau cek info BMKG agar mudik nyaman dan ceria
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat khususnya pemudik, untuk memantau perkembangan cuaca melalui kanal informasi dan media sosial BMKG, di jalur yang akan dilintasi pemudik, baik jalur darat, laut dan udara.

Elshinta.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat khususnya pemudik, untuk memantau perkembangan cuaca melalui kanal informasi dan media sosial BMKG, di jalur yang akan dilintasi pemudik, baik jalur darat, laut dan udara.
Hal itu menyusul dikeluarkanya peringatan dini potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang berpotensi terjadi hingga 11 April 2024 atau pada saat periode Lebaran.
Untuk mendukung kelancaran pejalanan mudik. Informasi cuaca tersebut disampaikan agar masyarakat waspada akan kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem serta dampaknya.
"Kami mohon cek informasi cuaca di aplikasi info BMKG, tuliskan jalur mudik lebaran, silahkan sentuh dengan jari di layar tersebut, maka akan terlihat jalur lebaran di darat di sepanjang jalan tol, di situ ada terlihat banyak gambar awan-awan di sepanjang jalur mudik. Bahkan bisa diprediksi 3-10 hari ke depan. Sehingga Bapak/ Ibu bisa merencanakan mudiknya lewat mana, bisa dicek di situ. Kalau ternyata cerah berawan, oke silahkan mudik dengan nyaman dan ceria. Tapi kalau ternyata potensi hujan lebat, Bapak, Ibu bisa memutuskan akan mudik lebih dini, atau memilih jalur lain," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat Konferensi Pers Prediksi Kondisi Cuaca Jelang Arus Mudik dan Libur Lebaran 2024 secara virtual, Kamis (4/4/2024).
Selain jalur darat, pemudik juga bisa mengakses informasi prediksi cuaca, sebelum memulai perjalanan mudik via laut dan udara.
"Bagaimana untuk penyebrangan? juga ada infonya di sana, ketinggian gelombang berapa? 10 hari ke depan kira-kira gelombangnya bgaimana? Kalo gelombangnya tinggi, apapakah Ibu, Bapak akan memajukan mudiknya! Juga untuk penerbangan, ada juga di situ. Informasi cuaca sangat mudah dipahami, dalam satu hari setiap 3 jam perkembangan cuacanya akan kami sampaikan," papar Dwikorita
Dwikorita menyebutkan potensi hujan tersebut diakibatkan oleh adanya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) atau kumpulan awan-awan hujan yang sudah mulai melintasi kepulauan di Indonesia.
Kumpulan awan-awan hujan tersebut berarak-arakan bergerak dari sebelah timur Afrika di Samudra Hindia sepanjang khatulistiwa dan melintasi kepulauan di Indonesia yang kemudian menuju Samudra Pasifik.
Selain MGO, fenomena lain yang turut menyebabkan hujan sedang hingga lebat saat mudik Lebaran adalah fenomena gelombang atmosfer yaitu gelombang Kelvin dan Rossby Ekuator serta hangatnya suhu muka air di Kepulauan Indonesia.
Ia mengatakan dua fenomena tersebut juga berperan penting dalam meningkatkan pembentukan awan-awan hujan di Kepulauan Indonesia.
Bahkan, BMKG pun baru saja mendeteksi munculnya Bibit Siklon Tropis baru yaitu Bibit Siklon 96S yang muncul di sekitar Laut Sawu dan saat ini pada posisi 10,2 derajat Lintang Selatan serta 121 derajat Bujur Timur.
“Diidentifikasi menunjukkan kecenderungan (Bibit Siklon Tropis) akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Ini yang baru saja terdeteksi pagi tadi dini hari,” ujarnya.
Bibit Siklon 96S yang saat ini masih berada di NTT tersebut dapat memberikan dampak langsung dan tidak langsung terhadap kondisi cuaca di beberapa wilayah Indonesia dalam waktu 24-48 jam ke depan.
Dampaknya berupa hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan NTT serta terjadi angin kencang di sekitar Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT. (anr)