Lebaran ketupat di Ponpes Al Mizan, Jatiwangi, Majalengka, jemaah berebut saweran
Pondok Pesantren Al-Mizan Jatiwangi Kabupaten Majalengka Jawa Barat menggelar acara Lebaran Ketupat paska Lebaran Idul Fitri 1445 bertempat di Aula Pondok Pesantren, Rabu (17/4).

Elshinta.com - Pondok Pesantren Al-Mizan Jatiwangi Kabupaten Majalengka Jawa Barat menggelar acara Lebaran Ketupat paska Lebaran Idul Fitri 1445 bertempat di Aula Pondok Pesantren, Rabu (17/4).
Dalam gelaran acara tersebut, ratusan jemaah yang bernama jemaah Akar Djati memadati Aula Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mizan, untuk berzikir dan berdoa bersama yang dipimpin pengasuh Ponpes Al Mizan sekaligus pimpinan Jemaah Akar Djati, KH Maman Imanulhaq.
Seusai zikir dan doa bersama tersebut, jemaah terlihat antusias mengikuti tradisi sawer berupa uang, permen, dan buah-buahan yang dibagikan langsung oleh KH Maman Imanulhaq.
Jemaah pun tampak antusias saat berebut sawer yang dibagikan meski uang, permen, dan buah-buahan itu sebenarnya disiapkan sendiri oleh mereka.
Selanjutnya, jemaah Akar Djati menyantap ketupat berikut opor secara bersama-sama sebelum saling bermaafan sebagaimana tradisi Lebaran pada umumnya.
Rupanya, jemaah Akar Djati datang dari Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) itu tengah mengikuti tradisi Lebaran Ketupat yang biasa dirayakan sepekan setelah lebaran Idul fitri.
Lebaran Ketupat sendiri merupakan tradisi sebagian masyarakat di Wilayah III Cirebon yang diisi doa bersama hingga menyantap ketupat seperti yang dilakukan jemaah Akar Djati.
Pasalnya, saat Hari Raya Idul fitri mereka biasanya belum menyantap ketupat dan melanjutkan berpuasa selama enam hari sehingga di hari kedelapan Syawal barulah merayakan Lebaran ketupat.
Pengasuh Ponpes Al Mizan sekaligus pimpinan jemaah Akar Djati, KH Maman Imanulhaq, mengakui, Lebaran Ketupat merupakan salah satu upaya jemaah Akar Djati menjaga tradisi tersebut.
Menurut dia, setelah berpuasa Ramadan, jemaah Akar Djati melanjutkan berpuasa selama enam hari pertama Syawal, kemudian berkumpul di Ponpes Al Mizan untuk merayakan Lebaran ketupat.
"Lebaran ketupat ini merupakan tradisi setelah menyelesaikan puasa Ramadan dan puasa enam hari di awal Syawal karena sebagaimana sabda Rasulullah Saw pahalanya seperti berpuasa setahun penuh," katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Enok Carsinah, Jumat (19/4).
Ia mengatakan, kegiatan kali ini bertujuan untuk melestarikan tradisi keagamaan di kalangan masyarakat di wilayah Ciayumajakuning, dan jemaah Akar Djati juga rutin melaksanakannya setiap tahun.
Pihaknya mengakui, melalui Lebaran Ketupat ingin menguatkan kembali tradisi silaturahmi dan gotong-royong yang menjadi ciri masyarakat Indonesia, khususnya di Ciayumajakuning.
Termasuk tradisi sawer yang menjadi rangkaian dalam perayaan Lebaran ketupat, sehingga para jemaah pun tampak sumringah ketika mendapatkan uang maupun permen dari saweran itu.
"Masyarakat di Ciayumajakuning meyakini bahwa terdapat berkah dari uang, permen, dan buah-buahan yang dibagikan dalam tradisi sawer Lebaran ketupat," ujarnya.