Chappy Hakim sebut dua faktor pengaruhi sikap Amerika pada konflik Iran - Israel

Elshinta.com - Sebuah ledakan terdengar di barat laut Kota Isfahan – yang berjarak sekitar 350 kilometer dari Teheran – pada Jumat (19/04) menurut laporan kantor berita Fars yang dikutip BBC. Menurut laporan tersebut, ledakan itu terjadi di dekat bandara internasional Kota Isfahan. Beberapa pejabat Amerika Serikat telah mengkonfirmasi bila ledakan berasal dari rudal Israel yang menghantam Iran. Hingga kini belum ada sumber resmi di Pemerintahan Israel yang membantah pernyataan pejabat AS.

Menanggapi eskalasi yang meningkat di kawasan Timur Tengah, tokoh militer yang juga, Ketua Pusat Studi Air Power Indonesia Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim menyatakan perang memang selalu dimulai dari udara. Itu sesuai pernyataan Jenderal Giulio Douhet terkenal dengan buku yang ditulisnya berjudul Command of the Air.

"War begin in the air", ujar Chappy saat diwawancara Elshinta dalam program Talk Highlight Spesial, Jumat (19/4) siang.

Giulio Douhet adalah seorang jenderal Italia yang dikenal sebagai ahli strategi perang udara. Lahir di Caserta pada 30 Mei 1869 dan meninggal dunia di Roma, Italia, pada 15 Februari 1930. Dia dikenal sebagai jenderal yang fanatik dalam penggunaan kekuatan udara atau air power dalam konteks memenangkan perang.

Namun, Chappy Hakim mengungkapkan bila kemungkinan perang Iran dan Israel tergantung pada perkembangan yang terjadi berikutnya.

"Lalu bagaimana dengan sikap Amerika? Nah, ini yang banyak orang ingin tahu. Tetapi menurut saya sikap Amerika sudah jelas. Joe Biden telah meminta konco-konconya membantu, namun secara tegas ia menyatakan bila Amerika tidak ikut campur secara langsung. Dan itu merupakan sinyal bahwa perang (Iran - Israel) tidak akan bergerak ke skala global," jelas Kepala Staf TNI AU 2002 - 2005 tersebut.

Chappy menilai, Amerika sebenarnya memiliki banyak permasalahan dan salah satu permasalahan terbesar adalah perang Rusia - Ukraina dan Us - China trade war atau perang dagang Amerika dengan China. Keduanya sama-sama perang. Dan itu semua menyita perhatian Amerika.

"Jadi Amerika sebagai negara tidak akan tertarik (untuk terlibat langsung dalam perang Iran - Israel)," lanjut Chappy.

Faktor lainnya yang bisa memengaruhi sikap Amerika dalam konflik Iran - Israel adalah faktor internal di dalam Amerika Serikat sendiri.

"Perang bisa dihentikan oleh rakyat. contoh sejarah Perang Vietnam yang dihentikan karena adanya demo-demo dari rakyat Amerika. Jadi, faktor kedua, kekuatan rakyat sebuah negara cukup ampuh untuk meghentikan konflik," kata Chappy.