Hampir punah, PT Nojorono lestarikan 'Caping Kalo' khas Kudus jadi tarian

Elshinta.com - Warisan tradisi budaya asli masyarakat Kudus Jawa Tengah berupa 'Caping Kalo' (penutup kepala dari anyaman bambu menyerupai tempat pemeras santan kelapa) hampir punah. Hal ini dikarenakan caping kalo tidak banyak digunakan untuk keseharian seiring perkembangan zaman. Caping ini hanya digunakan pada momen tertentu saja seperti sebagai aksesoris yang disematkan saat mengenakan pakaian adat wanita Kudus. Jarang digunakan inilah membuat pengrajin pembuat caping kalo hampir punah sehingga saat ini hanya tinggal dua orang saja.

Agar tidak punah maka salah satu perusahaan rokok di Kudus yakni PT Nojorono akhirnya ambil peran untuk melestarikan keberadaan caping kalo dengan cara mengembalikan popularitasnya melalui tarian.

Pihak Nojorono mengandeng maestro seni tari tanah air Didik Nini Thowok. Tari Cahya Nojorono dikemas dalam tiga segmen yang syarat dengan nilai filosofis di dalamnya.

Arief Goenadibrata selaku Direktur PT Nojorono Tobacco International mengatakan Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan budaya, hal ini menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga kelestariannya. Pihaknya berkomitmen untuk memberdayakan siapapun yang ingin mempelajari warisan sejarah khas Kudus yakni caping kalo.

"Kami berharap Tari Cahya Nojorono dapat dinikmati menjadi mahakarya yang dapat ditampilkan sebagai sumbangsih untuk pelestarian budaya Indonesia", katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sutini, Senin (29/4).

Dijelaskan, kehadiran maestro tari memgembleng penari pemula cukup menjadi pemicu semangat karena keseharian para psnari ini rata-rata karyawan di perusahaan rokok.