Peringatan Hari Lupus Sedunia, kenali dan terapkan budaya hidup sehat
Hari Lupus sedunia diperingati tanggal 10 Mei setiap tahunnya di seluruh dunia. Hari itu diperingati untuk meningkatkan kesadaran terhadap penderita Lupus dan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai penyakit tersebut.

Elshinta.com - Hari Lupus sedunia diperingati tanggal 10 Mei setiap tahunnya di seluruh dunia. Hari itu diperingati untuk meningkatkan kesadaran terhadap penderita Lupus dan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai penyakit tersebut.
Apa itu penyakit Lupus? Mengutip situs Kemenkes RI, Lupus adalah penyakit autoimun sistemik yang ditandai dengan adanya autoantibodi terhadap autoantigen, pembentukan kompleks imun, dan disregulasi sistem imun, menyebabkan kerusakan pada beberapa organ tubuh. Lupus dapat menyerang satu atau lebih sistem organ.
Ahli Penyakit Dalam Guru Besar FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH menjelaskan penyebab penyakit Lupus multi faktor salah satunya genetik, yakni jika ada anggota keluarga yang menderita lupus maka berisiko terkena penyakit Lupus. Selain itu ada faktor luar seperti terkena paparan virus, bakteri, asap rokok atau zat berbahaya lainnya.
"Gejalanya di antaranya bintik-bintik merah seperti ruam di wajah seperti terkena matahari, rambut rontok, berat badan cenderung tidak naik, demam yang tidak kunjung sembuh, sakit kepala, seperti penyakit umum lainnya sehingga sering diabaikan masyarakat," papar Prof Ari Fahrial Syam dalam perbincangan di Radio Elshinta Jumat (10/5/2024).
"Penanganannya tidak boleh terlambat, sebaiknya masyarakat segera konsultasi ke dokter untuk memastikan keluhan yang dialami. Penangannya akan lebih sulit jika sudah menyerang organ vital seperti ginjal, hati atau komplikasi," ujar pria yang akrab disapa Prof Ari.
Prof Ari menambahkan penyakit Lupus banyak menyerang wanita usia produktif 20-30 tahun karena terkait dengan hormon kewanitaan.
Penyakit ini tidak bisa sembuh total, penderitanya akan hidup berdampingan dengan Lupus seumur hidupnya.
Tapi jika diketahui dengan dini dan gejala yang ditimbulkan masih ringan penanganannya lebih mudah asalkan penderita Lupus sabar dan rutin konsultasi ke dokter.
"Kita bisa mengontrol atau membuat remisi sembuh tetapi suatu saat bisa kambuh kembali, sehingga harus rutin kontrol dokter. Namun yang terpenting adalah gaya hidup sehat seperti cukup istirahat, banyak makan buah dan sayur, cukup minum dan jangan stres," ujar Prof Ari. (nak)