Sambut Waisak, Vihara Buddha Sakyamuni Denpasar gelar Pindapata
Vihara Buddha Sakyamuni, Kota Denpasar, Bali, telah selesai melaksanakan kegiatan Pindapata. Pindapata merupakan sebuah tradisi dalam agama Buddha yaitu memberikan sedekah dari masyarakat kepada para Bikkhu.

Elshinta.com - Vihara Buddha Sakyamuni, Kota Denpasar, Bali, telah selesai melaksanakan kegiatan Pindapata. Pindapata merupakan sebuah tradisi dalam agama Buddha yaitu memberikan sedekah dari masyarakat kepada para Bikkhu.
Kegiatan Pindapata dilaksanakan Vihara Buddha Sakyamuni, Kota Denpasar, Bali, pada Kamis, 9 Mei 2024. Kegiatan Pindapata tersebut dilaksanakan dalam rangka menyambut datangnya Hari Tri Suci Waisak 2568 BE Tahun 2024.
Sementara itu sebagai informasi, detik-detik Waisak dijadwalkan akan jatuh pada Kamis, 23 Mei 2024 tepat pada pukul 20.52.42 WIB atau pukul 21:52.42 WITA.
Sejak pagi, ratusan umat hadir dan berdiri berjajar di sepanjang Jalan Gunung Agung, Kota Denpasar, untuk menyerahkan dana kepada Bhikkhu Saṅgha selama Pindapata berlangsung. Pindapata dimulai pada sekitar pukul 06:00 WITA dan berakhir pada sekitar pukul 08:00 WITA.
PMy. Sutikno Gunawan selaku Ketua Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi) Cabang Denpasar didampingi Ketua Karakasabha Vihara Buddha Shakyamuni, Upc. Sanjaya Gunawan dan Sekretaris Forum Ibu-Ibu Buddhis (FIB) Provinsi Bali, PMd. Evrilyin memerikan keterangan kepada wartawan terkait Pindapata.
Sutikno Gunawan menyampaikan, bahwa kegiatan Pindapata merupakan rangkaian dari program penyambutan Trisuci Waisak yang diselenggarakan oleh Vihāra Buddha Sakyamuni, Denpasar, Bali.
"Pindapata diikuti enam (6) Bhikkhu dan satu (1) Samanera (calon Bhikku), keenam Bikkhu yaitu Bhikkhu Cittagutto Mahathera, Bhikkhu Sucirano Mahathera, Bhikkhu Sujano Mahathera, Bhikkhu Dhammaratano, Bhikkhu Indamedho, Bhikkhu Pabhajayo dan Samanera Indaviryo," kata Sutikno Gunawan, Jumat (10/5).
Ia menjelasakan bahwa Tradisi Pindapata merupakan cara pendekatan masyarakat secara agama Buddha dan juga merupakan kebiasaan dari para Buddha, baik Buddha yang lampau, Buddha yang sekarang, maupun Buddha yang akan datang.
"Hanya saja, tradisi ini (Pindapata) kurang memasyarakat dalam masyarakat Buddhis Indonesia," jelasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Eko Sulestyono.
Jika dirunut arti katanya, Pindapata berasal dan dua suku kata, yaitu Pinda dan Patta. Pinda berarti, gumpalan atau bongkahan (makanan) dan Patta berarti mangkuk makan, sehingga dapat diartikan Pindapata, adalah pengumpulan makanan dengan mangkuk oleh para bhikkhu dari rumah ke rumah penduduk.
"Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan berpindapata. Tidak hanya bagi para bhikkhu, umat Buddha juga memperoleh kesempatan untuk berbuat baik, disamping itu juga untuk melestarikan Buddha Dhamma yang merupakan kewajiban umat," tegasnya.
Selain Pindapata, dalam menyambut perayaan Waisak, Vihara Buddha Sakyamuni menurut rencana juga akan menggelar kegiatan Upacara Pattidana.
Pattidana meruoakan sebuah pelimpahan jasa kepada para leluhur yang rencananya akan dilaksanakan pada Minggu, tanggal 19 Mei 2024.