Top
Begin typing your search above and press return to search.

10 Mei 1963 : Mengenang kerusuhan rasial Bandung tahun 1963

Elshinta.com, Pada tanggal 10 Mei 1963, Bandung, kota yang dikenal dengan sejarah dan keberagaman budayanya, menjadi saksi dari satu peristiwa yang tragis. Kerusuhan rasial terjadi di tengah-tengah masyarakat, menciptakan luka yang mendalam dan meninggalkan bekas yang masih terasa hingga saat ini. Peristiwa ini merupakan salah satu episode kelam dalam sejarah Indonesia yang tidak boleh dilupakan.

10 Mei 1963 : Mengenang kerusuhan rasial Bandung tahun 1963
X
Mahasiswa ITB tahun 1960-an (https://tinyurl.com/5n92mynj)

Elshinta.com - Pada tanggal 10 Mei 1963, Bandung, kota yang dikenal dengan sejarah dan keberagaman budayanya, menjadi saksi dari satu peristiwa yang tragis. Kerusuhan rasial terjadi di tengah-tengah masyarakat, menciptakan luka yang mendalam dan meninggalkan bekas yang masih terasa hingga saat ini. Peristiwa ini merupakan salah satu episode kelam dalam sejarah Indonesia yang tidak boleh dilupakan.

Kerusuhan rasial di Bandung pada tahun 1963 terjadi dalam konteks ketegangan etnis yang sudah lama terjadi di Indonesia pasca-kemerdekaan. Setelah proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945, Indonesia berusaha membangun negara yang berdasarkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, "Berbeda-beda tetapi tetap satu". Namun, realitas sosial yang kompleks sering kali menimbulkan gesekan antar-etnis.

Salah satu peristiwa paling mencolok adalah kerusuhan yang terjadi di Bandung pada tahun 1963. Ketegangan antara komunitas Tionghoa dan Pribumi di kota ini memuncak menjadi bentrokan fisik yang memakan korban jiwa dan merusak properti.

Ketegangan yang sudah lama terpendam akhirnya meledak menjadi bentrokan antar-kelompok. Kelompok-kelompok massa dari kedua belah pihak mulai berkonfrontasi di jalan-jalan Bandung. Toko-toko dirusak, rumah-rumah dibakar, dan korban jiwa tidak terhindarkan. Pertempuran jalanan berlangsung selama beberapa hari, menimbulkan ketakutan dan kekacauan di seluruh kota.

Pemerintah Indonesia pada saat itu, di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, bereaksi dengan cepat terhadap kekacauan tersebut. Pasukan keamanan dikerahkan untuk mengendalikan situasi, sementara langkah-langkah darurat diambil untuk mencoba meredakan ketegangan dan memulihkan ketertiban.

Penyebab langsung dari kerusuhan ini dipicu oleh serangkaian peristiwa. Salah satunya adalah penemuan mayat seorang pemuda pribumi di sebuah lapangan golf yang dikenal sebagai lapangan golf Dago, yang disinyalir dibunuh oleh sekelompok pemuda Tionghoa. Insiden ini menjadi katalisator yang memicu kemarahan di kalangan masyarakat pribumi.

Kerusuhan rasial di Bandung pada tahun 1963 meninggalkan luka yang mendalam dalam masyarakat. Selain korban jiwa dan kerugian materiil yang besar, peristiwa ini juga menciptakan trauma dan ketidakpercayaan antara komunitas-komunitas etnis di Indonesia.

Kerusuhan ini juga menjadi cermin bagi tantangan besar dalam membangun masyarakat yang inklusif dan berdampingan secara damai. Hingga hari ini, peristiwa ini menjadi pengingat bahwa keragaman budaya dan etnis merupakan aset yang berharga yang harus dijaga dengan cermat.

Sumber : 18

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire